Soal berdebat dengan orang yang lebih tua, kita umumnya diajari untuk menghormati dan lebih sopan. Menurut psikiater dari UbudCare Clinic, dr I Gusti Rai Putra Wiguna SpKJ, agar mengurangi kesan tidak sopan maka bisa dilakukan pola 'I-message'."
"Gesture komunikasi jadi kesannya nggak sopan bisa diperbaiki dengan memakai pola i-message artinya pernyataan selalu dengan kata 'i' atau saya. Contoh: Saya merasa jengkel kalo bapak berusaha menyesatkan informasi. Saya merasa......... dengan atau kalau atau bila....." kata dr Rai, sapaannya, saat dihubungi detikcom, Kamis (10/10/2019).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal ini disebabkan pola 'I-message' memberikan jeda pada otak untuk lebih mengenali perasaan kita sendiri dan membuat lawan bicara lebih mendapatkan pesannya. Misalnya saja, bisa dituturkan dengan 'Saya merasa marah dengan pernyataan Bapak tentang.....'
"Iya debat yang baik adalah soal message-nya, dalil dan dalihnya. Misal ketika debat Budiman vs Dhandy kan panas soal konten tapi adem soal cara," lanjutnya lagi.
Ia juga menyoroti jika merasa marah untuk lebih mengenal penyebab dari marah itu sendiri, karena marah bukanlah ekspresi primer atau utama, namun sekunder. Biasanya disebabkan rasa seperti jengkel, kecewa, malu, sedih, tidak nyaman atau aman, atau merasa tidak dihargai.
"Untuk (penonton) menilai marahnya wajar apa nggak, kita lihat marah pada orang yang tepat, tingkat yang tepat, situasi yang tepat dan marahnya pesannya jelas nggak. Namanya komunikasi kan dua arah, saat orang berkomunikasi dengan orang yang marah, jika kita tak punya kendali diri yang baik kita juga bisa ikutan marah," pungkasnya.
(frp/up)











































