Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, drg Maria Francisca Lindawati Soetanto, SpPros(K), mengatakan dokter gigi di Indonesia sudah banyak, namun belum tersebar secara merata.
"Sudah banyak (dokter gigi), tapi ya itu belum tersebar secara merata di Indonesia. Mereka lebih banyak di kota-kota besar. Walaupun banyak kegiatan dan sosialisasi telah dilakukan, tetap masih terbatas di sana," ujarnya pada detikcom di kegiatan KPPIKG 2019, di Senayan, Jakarta, Kamis (10/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak hanya dari segi tenaga kedokteran yang terbatas, mahalnya biaya pemeriksaan kesehatan gigi juga membuat masyarakat jadi tidak terlalu peduli. Ini membuat seseorang malas untuk memeriksakan giginya dan akhirnya akan merusak gigi hingga sarafnya.
"Perawatan gigi akan menjadi mahal, apabila kita sudah merasakan sakit atau kelainan pada gigi. Tindakan mencegah itu lebih murah daripada mengobati," katanya.
Untuk mengatasinya, Maria menambahkan, mulai dengan melakukan pencegahan seperti rajin menyikat dan periksakan ke dokter sebulan 2 kali. Selain itu, kurangi makanan yang manis untuk mencegah gigi keropos hingga berlubang atau karies.
Baca juga: Cara Mengobati Sakit Gigi yang Ampuh |
(kna/kna)











































