"Kemarin, alhamdulillah proses sirkumsisi a.k.a SUNAT Kalundra, lancar," tulisnya di akun Instagram miliknya.
"Kalundra memang harus (melakukan sirkumsisi), karena risiko untuk ISK (infeksi saluran kemih) berulangnya tinggi banget. Mending ku sunat & insyaallah sehat," imbuhnya.
Ahli urologi dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, dr Agus Rizal A H Hamid, SpU mengatakan, tindakan sirkumsisi pada anak di usia lebih muda bisa dilakukan jika terjadi fimosis atau penyempitan ujung kulit yang menutupi penis. Hal ini memang biasanya terjadi pada anak-anak.
"Kalau memang ISK itu dikarenakan fimosis, bisa kita lakukan sirkumsisi. Tapi, sebelumnya harus ada pemeriksaan secara fisik dulu untuk memastikannya," kata dr Agus pada detikcom, Rabu (30/10/2019).
dr Agus menjelaskan, fimosis ini bisa dideteksi lebih awal. Tandanya bisa dilihat saat anak hendak buang air kecil. Sebelum urinenya keluar, kemaluan si anak akan menggembung.
"Tandanya bisa dilihat, saat akan kencing, kemaluan atau penis si anak ini akan menggembung besar dulu baru bisa keluar airnya. Nah, keadaan seperti itu bisa kita lakukan tindakan sirkumsisi, karena kulit pada ujung penisnya menyempit dan menghalangi air itu untuk keluar dengan mudah," jelasnya.
Selain itu, tanda lainnya bisa terlihat adalah pertumbuhan berat badan yang tidak baik, seperti yang dialami Kalundra. Tya Ariestya mengatakan dalam postingannya, pertumbuhan berat badan anaknya memburuk sejak usia 3 bulan.
"Iya. Bisa. Berat badan bisa jadi tandanya. Sirkumsisi ini dilakukan untuk mengurangi risiko ISK yang berulang yang akan mengganggu pertumbuhan si anak," imbuh dr Agus.
dr Agus menyarankan, setelah tindakan sirkumsisi dilakukan, perlu dilakukan evaluasi kembali. Hal ini bertujuan untuk menghindari risiko infeksi saluran kemih yang berulang di kemudian hari.
Simak Video "Sunat ala 'Bengkong' Betawi, Prosesnya Diklaim Cuma 2 Menit"
[Gambas:Video 20detik]
(wdw/wdw)