Menanggapi hal tersebut, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), dr Hasto Wardoyo, SpOG(K), menyebut adanya sertifikat pranikah bisa menjadi wadah untuk mengkampanyekan soal kesehatan reproduksi, baik cara membersihkannya, sampai cara menghindari penularan penyakit menular seksual yang tak jarang diidap setelah menikah.
Tentu saja, pengetahuan tersebut tak terbatas untuk wanita karena banyak pria yang juga punya risiko tinggi terkena penyakit seksual, salah satunya mereka yang tidak menjalani sirkumsisi atau sunat.
"Peran pria itu penting. Higienis seksual ini kan sebetulnya peran pria besar sekali. Kan ada pria yang tidak khitan, tidak sirkumsisi, dia kan harus membersihkan (alat kelaminnya) dengan baik dan vaksin. Itu salah satu cara mencegahnya juga kan," kata dr Hasto saat ditemui pada agenda Sehat Sebelum Nikah, Kemang, Jakarta Selatan, Selasa (26/11/2019).
Dengan melakukan vaksinasi HPV, pria bisa terhindar dari kanker anus dan kutil kelamin. Selain itu, mereka juga bisa mengurangi risiko kanker serviks pada pasangan.
Ia juga menambahkan, selain vaksin, calon pengantin juga harus mau untuk mendapatkan konseling yang nantinya dipermudah dengan sertifikat pranikah.
"Jadi kalau ada sertifikat pranikah, hal-hal semacam itu bisa kita beritahukan. Kan nggak semua pasangan suami istri itu, suaminya sirkumsisi (sunat). Banyak juga yang tidak sirkumsisi. Jadi kan kalau sudah mau menikah, hal-hal seperti itu bisa kita beritahukan," pungkasnya.
Simak Video "BKKBN Bicara Soal Dampak Broken Home pada Gizi Anak"
[Gambas:Video 20detik]
(kna/up)