Menurut ahli saraf dr Christopher Douglass dari Salford Royal Hospital, kasus seperti ini cukup langka bahkan pada pasien yang lansia sekalipun. Ia mengatakan, pembuluh vena bisa rusak seperti ini karena postur tubuh seperti mengadahkan kepala atau memutar kepala.
"Hal yang sama juga bisa terjadi pada pembuluh arteri saat memutar kepala, dan sayangnya tidak ada penjelasan lain. Sangat umum saat kami menginvestigasi 1 dari 5 kasus stroke yang tidak diketahui penyebabnya atau mustahil diketahui," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat proses gerakan leher yang cepat saat menoleh, bisa menyebabkan robekan pembuluh darah di leher yang disebut direksi leher (cervical dissection)," jelas dr Indah saat dihubungi detikcom, Jumat (6/12/19).
Direksi leher ini disebabkan karena sudah adanya kerapuhan pembuluh darah leher atau basilar artery thrombosis. Jika terjadi gerakan tertentu, kondisi ini bisa menyebabkan robekan pada bagian pembuluh darah tunika intima (intima media tearing). Akhirnya, seseorang bisa mengalami stroke atau penyumbatan darah.
"Kondisi ini memang jarang ditemukan. Data menyebutkan kurang dari 3 persen, dari keseluruhan kasus stroke penyumbatan yg mencapai 80 persen kasus. Dampaknya bisa koma bahkan sampai meninggal," imbuhnya.
dr Indah mengatakan kondisi ini bisa terjadi karena adanya kelainan bawaan atau kebiasaan buruk dari orang itu sendiri yang bisa menyebabkan kerapuhan pembuluh darah.
(fds/fds)











































