Penelitian yang dilakukan Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) bersama PP (Pimpinan Pusat) Aisyiyah melihat sebanyak 37 responden percaya SKM adalah susu. Studi ini dilakukan di wilayah Provinsi Aceh, Kalimantan Tengah dan Sulawesi Utara pada September hingga November 2019.
Lebih dari setengah responden atau sekitar 73 persen mengaku tahu informasi SKM dari iklan televisi.
Menanggapi hal ini ahli gizi dr Titi Sekarindah, MS, SpGK, mengungkapkan rasa keprihatinannya. Kandungan gula yang tinggi pada SKM akan berbahaya bagi kesehatan anak karena kebutuhan nutrisi seperti kalsium, mineral dan vitamin yang ada di susu tak akan didapat dari SKM.
"Susu kental manis itu hanya untuk jajanan selingan sekali-sekali. Jadi, anjuran saya jangan menyediakan di rumah, kalau menyediakan di rumah otomatis semuanya akan pakai susu kental manis, karena kan praktis," kata dr Titi kepada detikcom, pada Jumat (27/12/2019).
dr Titi juga mengimbau agar orang tua sama sekali tidak memberikan SKM pada anak karena kandungan nutrisi yang sangat kurang untuk memenuhi gizi seimbang.
"Tidak ada nilai gizinya, cuma isinya gula sama lemak. Sehingga, padahal anak itu butuh protein. Protein itu kan untuk semua dia tumbuh, perkembangan otaknya, supaya sekolahnya bisa lebih pintar, karena semuanya itu butuh protein ya, sehingga dia bisa tumbuh tambah tinggi," tuturnya.
Simak Video "Sorotan Nadiem Makarim Terkait Status Gizi Anak Indonesia"
[Gambas:Video 20detik]
(fds/fds)