Hal ini mendorong munculnya spekulasi bahwa amfetamin itu digunakan sebagai obat dari bipolarnya. Psikiater dari RS Jiwa Marzoeki Mahdi, dr Lahargo Kembaren, SpKJ, menegaskan amfetamin bukanlah obat. Justru jika pengidap bipolar mengkonsumsi ini bisa berbahaya bagi dirinya sendiri.
"Amfetamin memiliki sifat psikostimulan. Ini membuat orang jadi bersemangat, berenergi yang tidak wajar, sehingga akan menyebabkan munculnya episode pada gangguan bipolar," kata dr Lahargo pada detikcom, Senin (30/12/19).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
dr Lahargo lebih jauh menjelaskan risiko efek lain saat pengidap gangguan bipolar nekat mengkonsumsi amfetamin dan mengalami episode manik:
1. Merasa dirinya hebat atau besar yang berlebihan.
2. Energi berlebihan, banyak hal yang ingin dikerjakan.
3. Kebutuhan tidur berkurang (sulit atau tidak bisa tidur).
4. Berbicara banyak, ide-ide berloncatan atau muncul (flight of idea).
5. Muncul perilaku yang berisiko, seperti tidak mau disalahkan, menyetir mobil ugal-ugalan, belanja berlebihan, membagikan barang berlebihan, hingga dorongan seksual meningkat.
6. Pada keadaan yang berat, muncul halusinasi dan delusi atau waham.
(sao/fds)











































