Disebutkan bahwa mereka harus berjuang dengan infeksi pernapasan dua kali lebih lama dibanding yang berdada lebih rata. Dalam studi tersebut dikatakan mereka yang berpayudara F-cup mengidap flu, demam, batuk mencapai rata-rata 8,3 hari.
Sebagai perbandingan, mereka yang berpayudara AA-cup hanya sakit selama 3,8 hari. Mereka yang berpayudara besar juga lebih mungkin akan meminum antibiotik sebagai penanganan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terdengar tak masuk akal memang, namun ada satu teori yang dipikirkan oleh para peneliti. Yakni hormon leptin, yang diproduksi di kelenjar lemak dan berdampak pada sistem imun, menjadi pelakunya.
"Satu teori bahwa lemak di dalam payudara melemahkan sistem imun, membuat mereka sulit untuk pulih dari infeksi dada," tulis situs Mirror.
Dalam studi tersebut, lebih dari 400 wanita muda diberikan kuis tentang seberapa parah demam, flu, dan infeksi pernapasan yang mereka idap dalam tiga tahun sebelum ini.
Studi dari Polandia ini dipublikasikan di jurnal Arc-hives of Sexual Behaviour, menyimpulkan: "Ukuran payudara positif terkait dengan infeksi pernapasan."
(frp/up)











































