Ia dikontak bukan secara acak, namun Dr Moll terkenal akan kiprahnya dalam banyak studi mengenai penyumbatan darah. Dosen kedokteran di University of North Carolina ini sedang mengajar ketika panggilan tugas mulia itu datang.
"Jadi aku mengangkat teleponnya, dan ada NASA berbicara dan berkata bahwa ini darurat. Ini sangat mengejutkan, sungguh mulia sekali. Aku penasaran akan dibawa ke mana," kata Dr Moll, dikutip dari People.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
NASA belum pernah mengalami adanya masalah penyumbatan darah di antariksa sebelumnya dan tak memiliki protokol bagaimana cara mengatasinya. Dr Moll menyebut, semua keputusan yang dibuat adalah gagasan yang terbaik.
Ia lalu bekerja sama dengan tim dokter dari NASA untuk merancang perawatan mendadak bagi astronout, yang namanya tidak dipublikasikan karena alasan privasi. Timnya khawatir jika mereka tak segera menemukan solusi, gumpalan darah ini bisa menyebar ke otak atau paru-paru si astronout.
Penyumbatan darah biasanya diatasi dengan koagulan, menurut Cleveland Clinic, namun Dr Moll tak yakin obat tersebut bekerja di antariksa. Ia perlu mempertimbangkan risiko dan manfaatnya untuk menggunakan atau tidak menggunakan pengencer darah.
Beruntung, stasiun antariksa tersebut memiliki obat pengencer darah, walah hanya suplai kecil namun cukup untuk mengatasinya. Walau Dr Moll tak bisa merawat pasiennya langsung di antariksa, ia mampu merawatnya melalui sambungan telepon.
"Koneksinya sangat bagus, bahkan tanpa tundaan. Hal ini sangat luar biasa karena ISS bergerak 28-29 ribu km per jam," kata Dr Moll.
Sang astronout kini dikabarkan sudah kembali ke Bumi dan menjalani pemulihan.
(frp/up)











































