Heboh Kerangka 'Duduki' Rumah Kosong, Begini Proses Mayat Terurai

ADVERTISEMENT

Heboh Kerangka 'Duduki' Rumah Kosong, Begini Proses Mayat Terurai

AN Uyung Pramudiarja - detikHealth
Rabu, 15 Jan 2020 15:35 WIB
Temuan kerangka manusia di sebuah rumah kosong di Bandung (Foto: dok. Polsek Margahayu)
Jakarta - Kerangka manusia ditemukan dalam posisi duduk di sebuah rumah kosong di Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Warga menemukannya saat hendak membersihkan dan mengontrol rumah kosong.

Polresta Bandung tengah menyelidiki temuan tersebut. Olah TKP (Tempat Kejadian Perkara) digelar oleh petugas Inafis di rumah kosong tersebut.

Tulang-belulang atau kerangka yang tersisa setelah seseorang meninggal dunia merupakan salah satu pertanda akhir proses alamiah penguraian mayat. Proses itu sendiri terbagi menjadi beberapa tahap, seperti dirangkum dari Aftermath.



Tahap 1: Autolisis
Tahap awal proses pembusukan ditandai dengan autolisis seluler, yang dimulai sejak kematian terjadi. Segera setelah peredarah darah dan pernapasan berhenti, sel-sel dan jaringan tubuh mulai kekurangan oksigen.

Kelebihan karbon dioksida menciptakan suasana asam, merusak jaringan tubuh, mulai dari yang lunak seperti otak hingga jaringan otot. Sistem imun yang sudah tidak aktif membuat mikroba di seluruh tubuh makin aktif dan 'memakan' jaringan tubuh.

Tahap 2: Menggembung
Berbagai enzim yang menyebar pada tahap autolisis mulai menghasilkan gas. Sulfur dalam senyawa yang dilepaskan bakteri juga memicu perubahan warna di permukaan kulit. Akumulasi gas membuat ukuran mayat mengembang dan mengeluarkan bau menyengat.

Tahap 3: Penguraian aktif
Serangga dan belatung mulai aktif pada fase ini. Struktur yang menyatukan sel-sel tubuh mulai rusak, dan jaringan tubuh semakin lembek dan cair. Tahap ini hanya menyisakan jaringan keras seperti tulang dan sebagian rambut.

Tahap 4: Kerangka
Pada tahap ini, seluruh jaringan lunak pada tubuh telah membusuk dan terurai. Tersisa hanya kerangka kering, yang lama kelamaan juga akan ikut terurai. Ada banyak faktor yang mempengaruhi lama waktu proses penguraian kerangka, terutama kondisi lingkungan.



Simak Video "Cegah Penyebaran Omicron, Kapolda Jabar Gencarkan Vaksinasi Covid-19"
[Gambas:Video 20detik]
(up/fds)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT