Sebuah video penganiayaan siswi di sebuah SMP di Purworejo sedang viral di media sosial. Dalam video tersebut, terlihat seorang siswi ditendang dan dipukuli oleh tiga siswa lainnya di dalam kelas.
Pelaku penganiayaan terus meminta aksinya untuk direkan oleh temannya, hingga video berdurasi sekitar 29 detik itu viral di media sosial. Saat ini para pelaku berada ditahanan Mapolres Purworejo.
Menurut Veronica Adelsa, M.Psi., psikolog dari Personal Growth, remaja merupakan masa di mana seseorang butuh pengakuan atau ingin dikenal, sehingga mereka melakukan beberapa 'kenakalan' untuk mendapatkan perhatian dari orang lain.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa remaja melakukan 'kenakalan' dengan maksud untuk bercanda, tapi banyak dari mereka yang melakukannya dengan berlebihan dan menyakiti orang lain.
"Bercanda seharusnya menguntungkan kedua belah pihak tapi apabila salah satu pihak telah dirugikan itu sudah bukan bercanda," jelas Veronica.
Sitti Hikmawatty, Komisioner Komisi Perlindungan Aanak Indonesia (KPAI) Bidang Kesehatan dan NAPZA menambahkan, memberikan hukuman seperti penjara atau diberhentikan dari sekolah pada remaja yang dianggap 'nakal' tidak akan membuat mereka jera, jika yang menjadi penyebab 'kenakalan' mereka adalah gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas anak.
Menurutnya para remaja ini lebih membutuhkan ahli kesehatan jiwa daripada hukuman.
(up/up)











































