China telah mengumumkan bahwa pihaknya akan melarang perdagangan dan konsumsi hewan liar secara permanen. Pada Senin (24/2), Komite Kongres Rakyat Nasional China dengan tegas memutuskan bahwa semua perburuan, perdagangan dan transportasi yang ditujukan untuk tujuan mengonsumsi hewan liar darat yang secara alami dibesarkan di alam liar sekarang akan sepenuhnya dilarang.
"Mereka yang masih memilih untuk berpartisipasi dalam praktik konsumsi hewan liar akan "dihukum berat" atas tindakan ilegal mereka," demikian penuturan komite mengutip Shanghaiist.
Sebelumnya, pemerintah China telah berupaya mengatur pasar besar untuk perdagangan satwa liar di China. Namun pembatasan ini dikritik karena dianggap menekan rakyat kecil.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Larangan sementara pembatasan konsumsi hewan liar mulai berlaku pada awal wabah virus Covid-19, seperti yang terjadi selama epidemi SARS lebih dari satu dekade sebelumnya. Namun ketika SARS mereda, larangan dicabut meski masyarkat telah meminta peraturan tersebut dibuat permanen.
Baik Covid-19 dan SARS diyakini berasal dari pasar hewan liar China yang diatur secara longgar dan tidak higienis. Di sana disebut banyak spesies hewan liar disimpan di ruangan yang sama, menyediakan lahan subur bagi virus berbahaya untuk melompat dari satu spesies ke spesies lain, bermutasi sepanjang jalan dan akhirnya menemukan inang manusia.
Pasar Grosir Makanan Laut Huanan diasumsikan sebagai sumber penularan virus corona pertama di Wuhan. Di pasar ini banyak dijual berbagai hewan seperti anjing, ular, kelinci, kura-kura, musang, monyet, anak serigala dan salamander raksasa.
(kna/up)











































