Kisah Haru Perawat di New York Meninggal karena Kekurangan APD

ADVERTISEMENT

Kisah Haru Perawat di New York Meninggal karena Kekurangan APD

Sarah Oktaviani Alam - detikHealth
Kamis, 26 Mar 2020 13:35 WIB
Stressed And Overworked Female Doctor Wearing Scrubs Sitting On Floor In Hospital Corridor
Ilustrasi perawat (Foto: Getty Images/iStockphoto/monkeybusinessimages)
Jakarta -

Sebuah foto beredar di media sosial yang menunjukkan tiga perawat dari Rumah Sakit Mount Sinai, Kota New York, berpose di lorong rumah sakit. Tubuhnya dibalut kantong plastik sampah hitam untuk melindungi diri dari virus corona.

"Tidak ada jas hazmat lagi di rumah sakit ini. Bahkan tidak ada masker baru, dan kami harus menggunakan yang lama lagi," tulis dalam postingan tersebut.

Bahkan, perawat lainnya mengklaim keadaan ini membuat salah satu asisten perawat di sana yang bernama Kious Kelly (48) meninggal dunia karena virus corona. Sebelumnya, Kelly dites dan positif terinfeksi virus corona pada dua minggu lalu dan dirawat sejak 17 Maret hingga akhirnya meninggal pada Selasa (24/3).

"Kelly tidak pantas menerima ini (kematian karena corona). Rumah sakit harus bertanggung jawab karena telah membunuhnya dengan keterbatasan ini,"ujar salah seorang perawat.

Dikutip dari New York Post, persediaan alat perlindungan diri sangat terbatas sejak virus corona ini. Bahkan, tak jarang dari mereka akhirnya menyembunyikan persediaan APD untuk diri mereka sendiri.

Perawat tersebut mengatakan, mereka terpaksa harus menggunakan baju APD yang sama untuk menangani pasien yang terinfeksi maupun tidak. Karena tidak ada persediaan lagi, mereka akhirnya menggunakan kantong plastik sampah hitam sebagai gantinya. Bahkan, masker, tisu, dan hand sanitizer pun habis.

"Kami harus memakai masker dan pelindung diri lainnya yang sudah kami pakai berkali-kali. Kami pun diberitahu hanya mendapat jatah satu sampai semua ini selesai," jelasnya.

Adik Kelly, Marya Sherron, membenarkan bahwa kakaknya meninggal karena virus corona. Hal ini diberitahukan langsung oleh Kelly 10 hari sebelum ia meninggal. Ia percaya bahwa kakaknya terinfeksi di rumah sakit.

"Dia sempat dirawat di ICU karena virus corona. Dia pikir, dia akan baik-baik saja dan mengatakan dirinya hanya mengalami asma parah, padahal tidak. Dan ia sudah menggunakan ventilator saat itu," kata Sherron.

Keduanya hanya melakukan kontak melalui SMS saja, karena saat itu Kelly sudah kesulitan dalam berbicara. Sampai akhirnya, komunikasi itu berhenti saat kondisi Kelly semakin memburuk.

Menanggapi hal ini, pihak Mount Sinai Hospital membantah dan mengatakan mereka memiliki persediaan perlengkapan APD yang lengkap dan melindungi pekerjanya. Selain itu, juru bicara dari rumah sakit juga mengatakan turut bersedih atas meninggalnya Kelly.



Simak Video "99% Warga RI Kebal Covid-19, Kemenkes: Kuncinya Kelengkapan Vaksin"
[Gambas:Video 20detik]
(sao/up)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT