Kondisi Menhub Membaik, Butuh Berapa Lama untuk Sembuh dari Corona?

Kondisi Menhub Membaik, Butuh Berapa Lama untuk Sembuh dari Corona?

Ayunda Septiani - detikHealth
Selasa, 31 Mar 2020 17:00 WIB
Kondisi Menhub Membaik, Butuh Berapa Lama untuk Sembuh dari Corona?
Menhub Budi Karya Sumadi (Foto: Istimewa)
Jakarta -

Kondisi Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi, yang dirawat karena terinfeksi virus corona COVID-19, kian membaik. Tampak dalam sebuah video, Budi Karya berbicara soal semangat melawan Corona.

Kabar terbaru soal kondisi Menhub Budi Karya ini disampaikan oleh Wakil Menteri Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Wamen PDTT), Budi Arie Setiadi. Dia menyebut kondisi Budi Karya sudah semakin baik.

"Alhamdulillah Pak Budi Karya Sumadi semakin membaik. Optimis lawan Corona," ujar Budi Arie kepada wartawan, Selasa (31/3/2020).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kondisi Pak Menhub semakin membaik didampingi dr Kapt Maulidi Abdillah, sebagai dokter rehab medik," sambung Budi Arie.

Lalu berapa lama pasien corona bisa dinyatakan sembuh?

ADVERTISEMENT

Seperti yang diungkapkan oleh Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, statistik di China menunjukkan waktu pemulihan bagi orang dengan penyakit ringan adalah sekitar dua minggu. Orang dengan penyakit parah atau kritis mungkin membutuhkan waktu antara tiga dan enam minggu untuk pulih.

Kondisi pasien dapat dikategorikan sebagai berikut, seperti dikutip dari laman BBC.

1. Kasus ringan

Kondisi ringan dari infeksi virus corona COVID-19 paling dialami banyak orang, gejalanya seperti nyeri tubuh, sakit tenggorokan, dan sakit kepala semuanya mungkin terjadi, tetapi tidak sering. Demam, merasa tak enak badan, adalah kondisi yang terjadi ketika sistem kekebalan tubuh merespons infeksi.

Gejala-gejala ini diobati dengan beristirahat, mengonsumsi banyak cairan dan parasetamol. Dan kamu tidak akan memerlukan perawatan di rumah sakit. Tahap ini berlangsung sekitar satu minggu kebanyakan orang pulih pada titik ini karena sistem kekebalan tubuh telah memerangi virus.

2. Kasus parah

Jika penyakit ini berkembang, itu terjadi karena sistem kekebalan tubuh bereaksi berlebihan terhadap virus.

Sinyal-sinyal kimiawi itu tersebar ke seluruh tubuh sehingga menyebabkan peradangan. Tetapi keadaan ini perlu diseimbangkan. Terlalu banyak peradangan dapat menyebabkan kerusakan di seluruh tubuh.

"Virus ini memicu ketidakseimbangan dalam respon kekebalan tubuh, ada terlalu banyak peradangan. Bagaimana virus itu melakukan ini, kami tidak tahu," kata Dr Nathalie MacDermott, dari King's College London.

3 Kasus kritis

Ditandai dengan gagal napas dan membutuhkan ventilasi mekanis untuk bernapas. Mengalami syok dan mengalami komplikasi dengan gagal organ lain yang membutuhkan pengawasan dan perawatan di ICU.

Tidak ada pengobatan khusus untuk penyakit yang disebabkan oleh coronavirus baru ini. Namun, banyak gejala dapat diobati. Oleh karena itu perawatan didasarkan pada kondisi klinis dari pasien.

Halaman 2 dari 2
(up/up)

Berita Terkait