Komunitas Meditasi Ini Ciptakan 'Vaksin' dan Frekuensi Penangkal Corona

Komunitas Meditasi Ini Ciptakan 'Vaksin' dan Frekuensi Penangkal Corona

Pradito Rida Pertana - detikHealth
Minggu, 12 Apr 2020 06:50 WIB
Komunitas Meditasi Ini Ciptakan Vaksin dan Frekuensi Penangkal Corona
Ilustrasi meditasi (Foto: Getty Images/iStockphoto/fizkes)
Yogyakarta -

Meningkatnya jumlah kasus virus Corona COVID-19 di Indonesia membuat komunitas Samadhi (meditasi) yaitu, Samadhi Chakra Mandhala membuat ramuan penangkal COVID-19. Selain itu, membuat suara dengan frekuensi khusus untuk merusak sel virus dalam tubuh manusia.

Pendiri Samadhi Chakra Mandhala, Detik Wicaksono mengatakan, bahwa pihaknya sengaja membuat riset untuk ramuan dan suara tersebut untuk menekan kasus COVID-19 di Indonesia. Mengingat saat ini jumlah kasus positif COVID-19 setiap harinya mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

"Kalau bicara idenya bukan ide pribadi ya, kan di Jawa sudah ada catatan-catatan sebelumnya dalam menangani pageblug (munculnya wabah). Karena itu saya minta tolong teman-teman untuk tracking ilmu-ilmu leluhur kita," katanya saat dihubungi detikcom melalui sambungan telepon, Sabtu (11/4/2020).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah melakukan tracking, ternyata para leluhur menggunakan 7 bahan baku untuk membuat ramuan herbal. Di mana ramuan itu ternyata dapat berfungsi untuk melemahkan bahkan mungkin sampai mematikan COVID-19, khususnya kepada orang yang sudah terkena dampak COVID-19.

"Jadi 7 bahan itu ada kapulaga, ada cengkeh, jahe, kunyit, asem Jawa, madu dan kayu manis. Nah, masing-masing ada khasiatnya dan 7 ramuan itu sudah ada sejak lama," ucapnya.

ADVERTISEMENT

Secara rinci, Wicaksono menjelaskan khasiat dari ketujuh 7 bahan yang dipercaya mampu mencegah sekaligus menyembuhkan seseorang yang terinfeksi COVID-19. Pertama yakni kapulaga yang memiliki khasiat antiinflamasi, antibakteri dan pengencer dahak.

Kedua yakni, cengkeh yang memiliki khasiat vitamin C, antioksidan, antimikroba, antibakteri, antiseptik, meningkatkan kapasitas sel untuk menampung makanan, anti nyeri, meningkatkan fungsi hati menetralisir racun, menambah jumlah sel darah putih, memperkuat lendir usus dan lambung.

Sedangkan ketiga adalah kayumanis yang mengandung antioksidan, antiinfeksi, antiperadangan, pengatur imunitas, mengurangi sitokin atau protein-protein rantai molekul kecil yang menjadi makanan virus. Selain itu, kayumanis dapat meningkatkan kinerja sel syaraf, membantu menyeimbangkan hormon dan menghambat penumpukan protein.

Keempat adalah madu yang berkhasiat membantu produksi imun tubuh. Sedangkan bahan kelima yakni, jahe berfungsi meredakan pusing, mual, nyeri sendi dan menghangatkan tubuh.

Bahan keenam yakni kunyit ternyata berkhasiar memblokir sitokin dan enzim penyebab inflamasi, mengurangi peradangan, mengendalikan produksi empedu serta meningkatkan ketebalan lapisan pembuluh darah. Bahakn terakhir yakni asem Jawa yang dapat menggagalkan proses replikasi atau pembiakan atau pembelahan diri virus.

"Campurkan semua bahan (kecuali madu) dengan komposisi 3 gelas jadi 1 gelas. Minum sehari 2 kali bagi yang sehat, 3-4 kali bagi yang terpapar dan positif," ucapnya.

"Jadi 7 ramuan itu dijadikan satu, komposisinya (takarannya) bebas. Karena ini bukan kimia tapi herbal jadi tidak ada efek sampingnya," lanjut Wicaksono.

Menyoal bukti khasiat ramuan herbal tersebut, Wicaksono mengaku ada beberapa rekannya yang berstatus orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP) mengkonsumsi ramuan tersebut. Hasilnya, kondisi mereka saat ini membaik.

"Sudah terbukti, ada teman di Yogyakarta menginfokan kalau dia ODP, terus ada 1 PDP (yang mengkonsumsi ramuan), alhamdulilahnya kondisi mereka sudah membaik," katanya.

Selain ramuan tersebut, Samadhi Chakra Mandhala melakukan riset kecil terhadap pengaruh suara terhadap sel virus. Wicaksono menyebut pihaknya telah menciptakan sebuah frequency gelombang (wave) yang mampu merusak dinding sel virus, dan mematikan jaringan hidup virus dari dalam.

"Bukan hanya fisik yang diminum, tapi kita juga riset kecil terkait frekuensi, jadi bermainnya di ranah psikis atau kejiwaannya. Nah, kita membuat frekuensi yang bisa didownload di Bit.ly/CMCOVID19 oleh siapapun, sudah kita set," ucapnya.

"Selain ada ramuan untuk diminum, kami menganjurkan ke masyarakat kita, untuk mendengarkan frekuensi yang sudah kita bikin. Ada beberapa yang sudah mendengarkan dan reaksi di tubuhnya luar biasa," lanjut Wicaksono.

Wicaksono menjelaskan, frekuensi berupa suara dengung ini memiliki 3 frekuensi yakni Bermain 279 Hertz (Hz), 276 Hz dan 273 Hz. Menurutnya, ketiga 3 gelombang atau frekuensi itu memiliki fungsi untuk melemahkan hingga membunuh sel dari virus yang ada di dalam tubuh pendengar.

"Nah, 3 gelombang itu punya fungsi untuk masuk ke tubuh selnya, kemudian merusak jaringan sel dari virusnya. Kemidian gelombang terakhir yang 273 Hz itu melemahkan bahkan sampai mematikan jaringan si virus (COVID-19) dari dalam," kata Wicaksono.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Ketua YKPI soal Banyak Pasien Kanker Pilih Pengobatan Alternatif"
[Gambas:Video 20detik]
(up/up)

Berita Terkait