Imbas Corona, Pasangan Asal Inggris Terpaksa Tinggal di Hutan

Imbas Corona, Pasangan Asal Inggris Terpaksa Tinggal di Hutan

Achmad Reyhan Dwianto - detikHealth
Jumat, 17 Apr 2020 09:32 WIB
Imbas Corona, Pasangan Asal Inggris Terpaksa Tinggal di Hutan
Imbas Corona, pasangan ini terpaksa tinggal di hutan. (Foto ilustrasi: flyingprgal/Instagram)
Jakarta -

Sepasang suami istri asal Bolton, Inggris, terpaksa harus tinggal di hutan karena kehilangan rumah dan pekerjaan akibat pandemi virus Corona COVID-19.

Dikutip dari Mirror, sepasang suami istri itu bernama Ashley Khan dan Katie Bland, mereka sebelumnya bekerja sebagai pelukis dan dekorator. Namun pandemi virus Corona yang tak kunjung membaik membuat mereka kehilangan pekerjaan dan diusir dari rumah sewanya.

"Saya sedang bekerja, tetapi situasi virus Corona terjadi dan itu membuat saya menjadi pengangguran," kata Ashley.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya telah membayar uang sewa kepada pemilik rumah, tetapi ketika uang itu diterima mereka justru meminta kami untuk pergi," lanjutnya.

Sementara orang-orang berlindung diri di dalam rumah selama pandemi virus Corona, Ashley dan Katie justru harus tinggal di sebuah kamp di daerah Rivington yang jauh dari pusat kota Bolton. Namun sesekali mereka harus tetap pergi ke kota untuk membeli persediaan bahan makanan agar bisa bertahan hidup.

ADVERTISEMENT

Sayangnya, suatu ketika saat mereka pulang dari kota untuk membeli bahan makanan, Ashley dan Katie harus melihat tendanya telah dirusak oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Bahkan semua pakaian milik Katie dicuri oleh orang tersebut.

"Kami telah mencoba menyembunyikannya dengan ranting-ranting. Mungkin seseorang melihatnya dan menemukannya, ketika kami kembali itu sudah dirobek dan seseorang telah mencuri semua pakaian katie," jelas Ashley.

Katie pun mengaku kini ia hanya memiliki satu-satunya pakaian yang saat ini sedang dikenakannya. Pasangan itu pun saat ini harus berkelana ke berbagai tempat, karena mereka sudah tidak punya tenda lagi untuk dijadikan tempat tinggal.

"Kami harus membawa semua yang masih kami miliki, sehingga itu benar-benar membuat kami tidak nyaman. Terlebih kami tidak memiliki ransel yang layak," tutur Katie.




(naf/naf)

Berita Terkait