Tenaga kesehatan di seluruh wilayah Amerika Serikat menghadang pengunjuk rasa yang memprotes aturan lockdown di negara tersebut. Sebagian besar pengunjuk rasa menyebut lockdown adalah tindakan yang melanggar HAM dan virus Corona seharusnya tidak menjadikan mereka harus berdiam di rumah.
Para pengunjuk rasa menyebut lockdown adalah tirani, atau kekuasaan yang digunakan sewenang-wenang oleh pemerintah, dan menuntut agar bisnis tetap dibuka kembali. Ribuan orang disebut telah mengajukan protes, menyusul perintah 95 persen warga AS untuk tinggal di rumah.
"Sangat tidak etis. Menjijikkan. Kamu adalah virus. Perawat palsu," kata pendemo ke tenaga kesehatan yang menghadang mereka, dikutip dari Now This.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lauren Leander, salah satu perawat di Banner University Medical Center Phoenix, Arizona, mengatakan kepada The Sun bahwa mengurangi pasien yang datang ke rumah sakit dan membuat masyarakat tetap sehat adalah tujuannya menghadang para pengunjuk rasa. Ia tak menampik bahwa banyak sekali perawat yang dikecam oleh pengunjuk rasa saat itu.
"Ini semua untuk pekerja kesehatan. Ini untuk pasien saya. Ini untuk seluruh negeri. Bantu kami untuk membantu Anda," tutur Leander.
Para pejabat kesehatan telah mendesak seluruh warga tetap tinggal di rumah karena pencabutan pembatasan akan membuat virus Corona menginfeksi dan menelan ratusan ribu orang. Tercatat saat ini lebih dari 9.000 tenaga medis di Amerika Serikat telah kontak dengan COVID-19.
Terlepas dari peringatan tersebut, beberapa gubernur di Amerika Serikat mulai berencana untuk membuka pembatasan dalam beberapa minggu ke depan.
"Foto perawat dan dokter dengan lebam di wajah mereka dan menangis karena tidak kuat melihat pasien meninggal setiap hari, sangat disayangkan tidak bisa mempengaruhi mereka," ujar salah satu perawat yang juga menghadang para pengunjuk rasa.
(kna/up)











































