Wabah virus Corona oleh para ilmuwan diduga telah menyebar lebih awal dari perkiraan sebelumnya. COVID-19, yang pertama kali dilaporkan China pada akhir tahun lalu kemudian menjadi pandemi di seluruh dunia menjadi pertanyaan bagi para peneliti tentang penyebaran awal virus dan pasien pertama yang terdiagnosa penyakit tersebut.
Saat ini WHO bahkan menyerukan setiap negara untuk menyelidiki kasus-kasus awal infeksi virus Corona sebagai gambaran baru tentang penyebarannya.
"Temuan ini membantu untuk lebih memahami potensi penularan virus COVID-19," sebut juru bicara WHO Christian Lindmeier.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rangkuman detikcom, berikut beberapa analisis ilmuwan mengenai penyebaran virus Corona di dunia.
1. Pasien awal di China diduga terinfeksi 17 November
Sebuah penelusuran menemukan kasus awal penyebaran virus Corona di provinsi Hubei, China, adalah pada 17 November 2019. Hal ini menunjukkan infeksi terjadi sebulan lebih awal dari catatan dokter di Wuhan, China, yang menyebut penyebaran virus corona terjadi pada akhir Desember 2019.
Penelusuran media South China Morning Post menemukan setelah kasus 17 November, sekitar satu hingga lima kasus baru dilaporkan setiap hari dan pada 15 Desember, total infeksi mencapai 27. Kasus harian tampaknya telah meningkat setelah itu, dengan jumlah kasus mencapai 60 pada 20 Desember.
Namun masih belum bisa dipastikan apakah kasus 17 November adalah 'patient zero' atau manusia pertama yang terinfeksi SARS-CoV-2 dan ada kemungkinan bahwa kasus lebih awal akan ditemukan.
2. Peneliti Inggris sebut COVID-19 menyebar September 2019
Peneliti dari University of Cambridge, Inggris, menyebut wabah virus Corona pertama kali menyebar di daerah Selatan China dan meluas mulai September 2019. Mereka menganalisis sejumlah besar strain dari seluruh dunia dan menghitung bahwa wabah awal terjadi di antara 13 September dan 7 Desember.
"Virus ini mungkin telah bermutasi berbulan-bulan lalu, sumber awalnya bisa berada di kelelawar atau hewan lain atau bahkan manusia selama beberapa bulan tanpa menulari individu lain," kata ahli genetika Universitas Cambridge, Peter Forster, dikutip dari SCMP.
Selain itu ditemukan bahwa sebagian besar strain yang diambil sampelnya di Amerika Serikat dan Australia secara genetik lebih dekat dengan virus kelelawar daripada strain di pasien Asia Timur. Lalu jenis strain virus utama Eropa adalah keturunan dari varian virus Asia Timur.
3. Dugaan Corona sudah ada di Prancis sejak Desember 2019
Sebuah bukti mengungkapkan bahwa virus Corona sudah menyebar di Prancis lebih awal dari yang diperkirakan sebelumnya. Dokter di rumah sakit di Paris mengatakan menemukan bukti bahwa satu pasien yang dirawat di bulan Desember terinfeksi virus Corona COVID-19.
Jika diverifikasi, temuan ini juga menunjukkan virus Corona sudah beredar di Eropa lebih awal, jauh sebelum kasus pertama terdeteksi di Prancis maupun Italia. Dokter spesialis perawatan intensif Yves Cohen dan rekannya di rumah sakit Paris, memutuskan untuk memeriksa catatan pasien yang sakit sebelum 24 Januari untuk mengetahui kemungkinan virus Corona menyebar lebih awal dari yang diperkirakan.
"COVID-19 sudah menyebar di Prancis pada akhir Desember 2019, sebulan sebelum kasus pertama resmi di negara itu," tulis tim medis di Groupe Hospitalier Paris Seine di Saint Denis.
4. Mulai meluas di akhir 2019
Analisis genetik yang dilakukan oleh University College London Genetics Institute menunjukkan bahwa COVID-19 telah menyebar luas pada manusia sejak akhir tahun 2019. Ini dibuktikan setelah ditelitinya virus Corona yang diambil dari lebih 7.600 pasien di seluruh dunia.
Peneliti melihat berbagai sampel dari waktu dan tempat yang berbeda dan menunjukkan bahwa virus Corona telah menginfeksi orang pertama pada akhir tahun 2019.
Beberapa dokter berharap virus Corona menyebar lebih awal dari yang waktu yang diperkirakan sebelumnya. Hal ini bisa menjadi harapan adanya kemungkinan kekebalan tubuh terhadap COVID-19 yang telah dibangun di beberapa populasi di dunia.
(kna/up)











































