Seorang spesialis penyakit paru-paru dari California, Amerika Serikat (AS), membagikan kisahnya dalam mengobati pasien kritis virus Corona menggunakan obat tocilizumab. Dokter yang bernama Imran Sharief ini mengatakan ia pernah merawat pasien usia 30-an yang memiliki gejala virus Corona.
Pasien tersebut mengalami perburukan yang cepat sehingga harus menggunakan ventilator. Di AS, tocilizumab yang biasa dipakai untuk mengobati rematik masuk ke dalam salah satu obat eksperimental virus Corona.
Teorinya obat bekerja dengan menekan peradangan di dalam tubuh akibat virus Corona sehingga gejala yang parah dapat ditekan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami sangat berhati-hati dan khawatir. Karena pasien ini masih sangat muda, jadi kami segera mulai pengobatan secepatnya," kata Sharief, dilansir Fox News.
Setelah lima hari dilakukan perawatan dengan menggunakan obat ini, kondisi pasien mulai membaik.
Sharief menyarankan koleganya menggunakan obat tocilizumab pada pasien terinfeksi virus Corona dengan keadaan kritis. Obat ini diklaim dapat mengobati virus Corona dengan memblok reseptor dan mencegah pelepasan mediator inflamasi.
"Saya menyarankan kepada kolega saya bahwa begitu kalian melihat pasien yang memburuk, kondisinya klinisnya semakin parah hingga butuh terapi oksigen dengan ventilator, maka segera mulai pengobatan ini secepatnya dalam kurun waktu 12-24 jam," ucap Sharief.
Namun, tocilizumab disebut tidak dapat diberikan kepada orang hamil dan pasien yang memiliki sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS) karena dapat menyebabkan gangguan pernapasan.
(fds/fds)











































