Seorang ilmuwan dari Universitas Liverpool telah menciptakan sebuah program yang dapat menghitung risiko kematian seseorang akibat virus Corona COVID-19 berdasarkan berbagai faktor.
Mengutip dari laman Daily Star, program yang dibuat dr Piotr Bandosz dan koleganya mengumpulkan data kematian pasien terinfeksi COVID-19 dari seluruh dunia.
Statistik ini yang menjadi acuan dari prediksi risiko kematian akibat Corona. Menurut Bandosz, kasus infeksi COVID-19 yang terus bertambah membuat jumlah data yang tersedia cukup untuk memberi gambaran mengenai risiko kematian akibat virus Corona.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Program yang diibaratkan sebagai 'kalkulator' ini menganalisis risiko kematian seseorang dengan memperhitungkan usia, jenis kelamin, dan empat penyakit utama yakni hipertensi, diabetes, kanker, dan penyakit jantung.
"Risiko meninggal akibat COVID-19 jelas tergantung pada gaya hidup Anda dan penyakit yang terkait dengannya," kata Bandosz.
"Penyakit itu termasuk obesitas, diabetes, hipertensi, dan komplikasinya. Hubungan ini sangat kuat," tambahnya
Sebagai gambaran, apabila memasukkan data pria berusia 50 tahun dengan masalah penyakit jantung, kalkulator virus Corona akan menunjukkan risiko kematian mencapai 6,36 persen.
Sementara wanita dengan indikator serupa, menunjukkan hasil yang lebih baik. Risiko kematiannya hanya mencapai angka sekitar tiga persen.
Namun, kalkulator virus Corona itu belum memiliki bukti kuat apakah bisa memprediksi risiko kematian akibat COVID-19 secara akurat. Bandosz mengatakan akan terus memperbaharui programnya.
"Ini merupakan versi awal dari modelnya dan akan diperbarui secara berkala," pungkasnya.
(fds/fds)











































