Dalam beberapa hari terakhir istilah social distancing atau menjaga jarak sosial kerap menjadi pembicaraan. Baik di pemberitaan media atau dalam bentuk konten di media-media sosial. Kata itu sering disebut sebagai salah satu langkah efektif melawan COVID-19.
Social distancing atau jaga jarak adalah upaya seseorang untuk tidak berinteraksi dengan jarak yang dekat atau menghindari dari kerumunan. Hal ini dilakukan agar droplet atau partikel kecil yang keluar dari mulut manusia tidak tersebar dan tersentuh oleh manusia lainnya.
Cara tersebut dianggap efektif karena penyebaran penyakit yang disebabkan virus SARS-CoV-2 itu terjadi lewat droplet atau percikan air liur, bukan dari aerosol atau penyebaran di udara. Sebagai contoh, ketika orang batuk atau bersin di tempat umum tanpa menutup mulut dengan lengan, maka cairan liurnya bisa jatuh ke berbagai permukaan yang kemudian dipegang oleh orang lain.
Namun dalam perkembangannya, social distancing berubah menjadi physical distancing dengan mengkarantina diri sendiri di rumah dan menghindari aktivitas di luar ruangan. Meski demikian, pemerintah mengakui ada beberapa orang yang tidak dapat melakukan social distancing secara total yaitu bekerja di rumah dan untuk itu mereka diharapkan menjaga jarak satu dengan lainnya ketika berada di kantor atau tempat umum.
Sehingga diperlukan strategi yang tepat untuk menjaga kesinambungan bisnis dengan solusi deteksi dini penyebaran COVID-19 melalui alat yang portabel, mudah digunakan, dan hemat biaya.
Deteksi Dini
Menyadari pentingnya hal tersebut, PT. Excelindo Chandra Mulia menghadirkan gelang Temptrace untuk deteksi dini secara mandiri yang dapat diimplementasikan dalam berbagai bidang.
Setiap individu yang menggunakan gelang Temptrace akan mengirimkan informasi tentang suhu tubuh serta lokasi mereka melalui Temptrace IoT Gateway. Untuk karyawan yang khawatir bahwa mereka mungkin telah terinfeksi tanpa menunjukkan gejala yang jelas, suhu mereka juga dapat dipantau dari rumah.
Jika terjadi demam, masing-masing manajer akan dapat mengakses data itu dan memberikan langkah-langkah pencegahan proaktif tanpa harus bertemu dengan karyawan secara langsung.
Temptrace tidak hanya mengumpulkan dan mengirimkan data suhu dan lokasi, tetapi juga merekam, memantau, dan menyimpan data ini untuk sekelompok besar orang secara terus menerus dari waktu ke waktu. Dengan memiliki akses ke database ini, alat kecerdasan buatan (AI) kemudian akan dilatih untuk mengenali kelas data dan menganalisis perubahan mereka berdasarkan perubahan masa lalu dan saat ini.
Akibatnya, organisasi akan dapat membuat keputusan berdasarkan informasi tentang proses mereka saat ini serta mengimplementasikan langkah-langkah tindakan berdasarkan prediksi AI pada arah data masa depan.
Untuk memungkinkan lebih banyak menggunakan sistem Temptrace di mana-mana, Leptas menawarkan akses API yang memungkinkan pengguna untuk berintegrasi ke dalam alur kerja atau alat apa pun yang mereka miliki. Data yang diterima oleh Temptrace IoT Gateways juga dapat digunakan untuk pelacakan kontak untuk menekan penyebaran virus lebih luas.
Teknologi Temptrace sangat tepat diterapkan di Indonesia yang tidak menerapkan lockdown yang dapat berdampak buruk pada perekonomian. Selain itu, teknologi AI Temptrace dapat berfungsi untuk menyediakan prediksi tren masa depan dari lonjakan demam di lokasi tertentu berdasarkan analisisnya. Ini akan merevolusi perilaku hidup sehat di masyarakat dalam menerapkan langkah-langkah pencegahan sebelum terjangkitnya oleh suatu penyakit. www.leptas.com
Simak Video "Heboh Larangan Buka Bersama untuk ASN, Ini Pandangan Dokter"
[Gambas:Video 20detik]
(mul/mpr)