Kementan Patenkan 'Antivirus' Corona, Herba Tak Bisa Diklaim Bunuh Virus

ADVERTISEMENT

Kementan Patenkan 'Antivirus' Corona, Herba Tak Bisa Diklaim Bunuh Virus

Achmad Reyhan Dwianto - detikHealth
Selasa, 19 Mei 2020 09:07 WIB
WHO resmi menamai virus Corona yang menewaskan 1.115 orang. Virus mematikan yang pertama kali diidentifikasi di China pada 31 Desember itu dinamai COVID-19.
Virus Corona COVID-19 (Foto: AP Photo)
Jakarta -

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian (Kementan) mengaku telah menemukan formula untuk menangkal virus Corona. Formula berbasis eucalyptus ini telah dipatenkan ke dalam tiga bentuk produk penangkal virus Corona yakni inhaler, diffuser oil, hingga kalung antiCorona.

Kepala Balitbangtan Fadjry Djufry mengatakan pihaknya telah menguji berbagai tumbuhan yang berpotensi sebagai antivirus Corona. Hasil penelitian menunjukkan bahwa yang paling efektif ditemukan pada tanaman eucalyptus dengan memanfaatkan kandungan senyawa aktif 1,8-cineole (eucalyptol).

"Kesimpulan kami bisa (membunuh COVID-19), karena bahan aktif yang dimiliki eucalyptus dan target bisa membunuh Mpro (enzim dalam virus Corona) itu. Nah kandungan Mpro berlaku pada COVID-19 yang juga ada, dia bisa mereplikasi," kata Fadjry, Senin (18/5/2020).

Dihubungi detikcom, Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Profesor Amin Soebandrio mengatakan eucalyptus memang sudah lama digunakan sebagai obat herbal. Tetapi tidak bisa disebut sebagai obat yang dapat mengatasi penyakit tertentu.

"Setahu pengetahuan saya di badan BPOM itu ada aturannya, jadi obat bahan alam, obat tradisional itu tidak bisa mengklaim sebagai menyembuhkan," kata Prof Amin kepada detikcom, Selasa (19/5/2020).

"Jadi kalimatnya harus berbunyi membantu meningkatkan kesehatan, membantu mengurangi gejala. Tapi tidak bisa diklaim sebagai spesifik mengatasi penyakit," lanjutnya.

Menurut Prof Amin, walaupun dikatakan sudah ada penelitian yang dilakukan tentang eucalyptus dapat mencegah virus Corona, produk ini tidak dapat diklaim membunuh virus.

"Selagi menggunakan obat bahan alam, tetap saja tidak bisa mengklaim menyembuhkan atau membunuh virus," pungkasnya.



Simak Video "Rekomendasi Baru WHO soal Vaksin Booster: Tak Wajib Bagi Orang Sehat"
[Gambas:Video 20detik]
(up/up)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT