Salah satu dampak jangka panjang yang akan dialami pasien virus Corona adalah kerusakan paru. Tercatat puluhan ribu pasien yang sembuh dari COVID-19 mengalami kerusakan paru permanen yang disebabkan adanya jaringan parut pada paru-paru mereka.
Pasien sembuh virus Corona yang mengalami kerusakan paru permanen berada di kisaran angka 42 ribu orang. Dokter menyebut hal ini membuat pasien sembuh tetap harus rutin kontrol untuk pemeriksaan paru secara rutin.
"Dalam pemindaian selama enam minggu, sejauh ini saya melihat sekitar 20-30 persen pasien yang dirawat di rumah sakit menunjukkan kerusakan paru-paru permanen," kata anggota komite eksekutif dari British Society of Thoracic Imaging dan penasihat untuk Royal College of Radiologists, Dr Sam Hare, dikutip dari The Sun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada penelitian dalam jurnal Radiology yang dipublikasikan Maret lalu, 66 dari 70 pasien virus Corona bergejala sedang sampai berat yang sembih mengalami kerusakan paru saat menjalani pemindaian CT scan.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Yuhui Wang, ahli radiologi di Universitas Sains dan Teknologi Huazhong di Wuhan, China, di antara kerusakan visual yang nampak, ditemukan adanya gumpalan padat jaringan keras yang menghalangi pembuluh darah.
Kondisi ini juga hampir sama dengan yang dialami pasien sembuh MERS dan SARS. Pada studi jangka panjang di pasien SARS, sekitar sepertiga yang pulih mengalami kerusakan paru permanen sementara untuk pasien MERS, secara umum kerusakan paru terlihat tujuh bulan setelah sembuh.
Beberapa pasien berisiko mengalami kondisi ini, terutama kelompok lansia dan pasien dengan penyakit komorbid.
(kna/up)











































