Stok Darah PMI Hanya Cukup untuk 2 Hari, Golongan Darah A dan AB Menipis

Stok Darah PMI Hanya Cukup untuk 2 Hari, Golongan Darah A dan AB Menipis

Khadijah Nur Azizah - detikHealth
Selasa, 07 Jul 2020 13:22 WIB
Stok Darah PMI Hanya Cukup untuk 2 Hari, Golongan Darah A dan AB Menipis
Stok darah di PMI menipis. (Foto: Rachman Haryanto)
Jakarta -

Stok darah di Palang Merah Indonesia (PMI) makin menipis di tengah pandemi COVID-19. Padahal, stok donor darah sangat diperlukan di fasilitas kesehatan untuk membantu pasien, terlebih pengidap DBD yang saat ini juga menjadi ancaman di wabah Corona.

Di beberapa daerah dengan kasus Corona yang cukup tinggi, pengurus bidang donor darah PMI Pusat dr Linda Lukitari Waseo mengungkapkan terdapat penurunan stok darah hingga 20 persen.

"Biasanya ketersediaan bisa untuk 4 hari. Saat ini hanya untuk 2 hari. Sementara ketersediaan kurang di golongan darah AB, A, dan komponen darah tertentu," tutur dr Linda dalam rilis yang diterima detikcom dan ditulis Selasa (7/7/2020).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Stok donor darah saat ini masih sangat dibutuhkan untuk terapi berbagai macam penyakit seperti thalasemia, kanker, terapi, dan DBD. Untuk mempertahankan jumlah ketersediaan darah, PMI melakukan kunjungan ke beberapa tempat untuk melakukan transfusi.

"Kami menjemput bola bersama komunitas yang biasa melakukan donor darah secara rutin dibantu oleh TNI, Polri, ASN," tuturnya.

ADVERTISEMENT

PMI juga memastikan prosedur donor darah aman sehingga donor tak perlu khawatir tertular Corona. Diyakini dr Linda, hingga saat ini belum ada kasus penularan COVID-19 baik saat pelaksanaan donor darah atau pada saat transfusi.

Protokol kesehatan terkait pelaksanaan donor darah di tengah pandemi Corona juga cukup ketat. Di antaranya pemeriksaan suhu tubuh, wawancara terkait kemungkinan tertular COVID-19, pemeriksaan fisik, dan mendisinfeksi ruangan yang dipakai untuk melakukan donor darah secara berkala.

"Untuk pelaksanaan donor darahnya sendiri, masih bisa dikatakan aman," terang dr Linda.




(kna/fds)

Berita Terkait