Sebuah video yang menampilkan seorang pria yang sedang membuat pengakuan viral di media sosial. Dalam video tersebut, pria bernama Bambang Ariyanto yang mengaku sebagai dosen itu mengaku telah melakukan pelecehan seksual, yang berkedok penelitian terkait 'swinger'.
"Saya Bambang Ariyanto ingin menjelaskan bahwa pernyataan saya mengenai rencana penelitian tentang swinger kepada banyak perempuan adalah bohong, karena sesungguhnya saya lebih ingin berfantasi swinger secara virtual semata. Hal itu dikarenakan kata swinger sering menghantui saya di setiap waktu," kata Bambang.
1. Apa itu swinger?
Swinger atau perilaku seks bertukar pasangan adalah kecenderungan untuk mendapatkan kepuasan seksual saat bertukar pasangan. Swinger ini mendapatkan kepuasannya saat melihat atau melakukan seks bersama pasangan lain.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"(Pelaku swinger-red) Menyukai intimidasi yang diciptakan dengan pasangan lain atau orang lain," jelas Matty Silver, seorang terapis seks, dikutip dari Yahoo Lifestyle.
2. Pelaku tidak puas hanya dengan satu pasangan
Adapun alasan lain yang membuat seseorang menjadi pelaku swinger, yaitu ketidakpuasan dalam hal seksual. Pelaku swinger merasa tidak mendapat kepuasan seksual dari pasangan resminya sendiri.
3. Berisiko tinggi mengalami penyakit seksual
Perilaku seksual yang tidak wajar ini pun tentunya bisa menimbulkan risiko kesehatan pada pelakunya. Berdasarkan penelitian di Belanda, para pelaku swinger sangat berisiko mengalami penyakit seksual, seperti herpes, HIV, dan klamidia.
4. Termasuk kelainan atau tindakan kriminal?
Menurut seksolog dari RS Siloam Kebon Jeruk, dr Heru Oentoeng, M. Repro, SpAnd, fantasi seks ada dua jenis, yaitu fantasi yang normal dan penyimpangan atau parafilia. Fantasi bisa dikatakan parafilia jika orang tersebut mendapat kepuasan dengan cara aneh atau polanya sama, misalnya mendapat gairah saat melakukan kekerasan pada pasangannya.
Pada kasus ini, menurut dr Heru perilaku seseorang tidak dikategorikan kelainan jika masih berhubungan seks secara wajar dengan pasangannya. Jika hanya sekedar wawancara untuk menambah fantasi seksual tanpa terpaku dengan pola tertentu lebih tepat disebut kenakalan hingga kriminal.
"Kalau dia cuma sekedar wawancara, nanya-nanya tanpa ada aktivitas seksual tambahan dan hubungan intim sama istri masih normal sih, itu mah nakal," jelas dr Oentoeng saat dihubungi detikcom, Senin (3/8/2020).











































