Fenomena lazarus syndrome sedang ramai diperbincangkan. Hal ini berawal dari kasus gadis 12 tahun di Probolinggo yang 'bangkit' dari kematian, meski akhirnya meninggal lagi setelah dirawat sekitar 1 jam.
Fenomena ini rupanya sangat jarang terjadi. Spesialis jantung dr Vito A Damay, SpJP(K), MKes, FIHA, FICA dari Siloam Hospitals Lippo Village menggambarkan data fenomena lazarus syndrome pada salah satu jurnal medis tahun 2018.
"Kondisi ini pernah dilaporkan di jurnal ilmiah dan jumlahnya tidak lebih dari 100, hanya sekitar 50-an kasus di dunia," ungkap dr Vito saat dihubungi detikcom Selasa (18/8/2020).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Persepsi meninggal bagi masyarakat awam pun beda, kadang yang jatuh nggak napas dianggap meninggal padahal kalau kita tolong segera dengan CPR mungkin masih ada harapan selamat dr Vito A Damay, SpJP - Dokter jantung |
Menurut dr Vito kematian fenomena mengenai lazarus syndrome ini memiliki kejadian khusus dan laporan yang berbeda-beda. Tergantung pada kondisi pasien yang berbeda pula.
"Khusus mengenai lazarus syndrome ini, ini kejadian khusus dan laporan yang ada pun beda beda kondisi pasien pun beda beda. Persepsi meninggal bagi masyarakat awam pun beda, kadang yang jatuh nggak napas dianggap meninggal padahal kalau kita tolong segera dengan CPR mungkin masih ada harapan selamat," lanjut dr Vito.
Namun, bila kematian didefinisikan saat henti jantung dan tiba-tiba jantung kembali berdetak, hal ini bisa disebabkan karena beberapa hal. Seperti salah satunya hipotermia.
"Hidup kembali maksudnya jantung berdetak kembali karena kondisi hipotermia, obat yang lambat responnya atau ada emboli, gumpalan darah atau lemak, yang menutup pembuluh darah tiba tiba terlepas," pungkasnya.
(naf/up)











































