Maraknya kasus COVID-19 di perkantoran jadi sorotan. Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) dr Agus Dwi Susanto, SpP(K), kembali mengingatkan tentang risiko penularan corona yang bisa terjadi lewat udara (airborne) di ruangan tertutup.
dr Agus mengatakan virus Corona secara umum menular secara langsung lewat droplet atau percikan liur yang keluar dari mulut saat seseorang batuk. Dalam skenario tertentu, tidak menutup kemungkinan partikel percikan liur yang dihasilkan begitu halus sehingga mudah mengambang lebih lama di udara dan menyebar dengan radius sampai 60 meter.
Penularan lewat udara ini disebut juga sebagai transmisi airborne. Hal ini terutama berisiko terjadi di fasilitas kesehatan atau ruangan tertutup lainnya tanpa ventilasi yang baik, seperti di kantor atau restoran.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Terakhir WHO sampaikan bahwa potensial menular melalui penularan airborne atau penularan lewat udara," kata dr Agus dalam konferensi pers yang disiarkan BNPB, Jumat (18/9/2020).
"Risiko penularan airborne ini bisa juga terjadi pada populasi terutama di area tertutup yang tidak memiliki ventilasi yang baik. Misalnya pada perkantoran, restoran, atau ruang-ruang pertemuan kecil. Itu memiliki potensi apabila ruangan itu tertutup, tidak ada ventilasi yang baik, kemudian kerumunannya padat," lanjutnya.
dr Agus menyarankan agar orang-orang sebisa mungkin tetap tinggal di dalam rumah. Semakin sering seseorang keluar rumah maka potensinya untuk tertular akan semakin tinggi.
"Masalahnya adalah tidak sepenuhnya kita bisa tidak menjalankan aktivitas keluar rumah. Oleh karena itu bagi yang beraktivitas keluar rumah yang terpenting adalah menjalankan protokol kesehatan yang sudah sering kita gaungkan," pungkasnya.
(fds/up)











































