Video unggahan tenaga kesehatan bernama Nurfazila viral di media sosial. Pasalnya, ia mengunggah video kronologi dirinya yang semula didiagnosis mengidap DBD, ternyata terinfeksi COVID-19.
Nakes dari salah satu rumah sakit di Bengkulu ini mengaku, saat terinfeksi, ia mengeluhkan gejala baru COVID-19. Kakinya kram dan cukup mengganggu waktu tidur Nurfazila.
Semula, hari pertama dan kedua karantina, ia merasa baik-baik saja. Terlebih lagi, ia berpikir bahwa dirinya masih muda dan tidak memiliki penyakit penyerta, sehingga tak mungkin mengalami kondisi parah. Namun, pada hari ketiga, ia mulai merasa sakit dan menggigil.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Aku langsung telpon dokter. Aku dikasih minum parasetamol dan AC langsung dimatiin, tapi tetap saja aku menggigil," ujar Nofha saat dihubungi detikcom, Jumat (03/10/2020).
Saat itu, Nofha sangat lemas, mukanya pucat, dan biru. Melihat hal itu, teman-temannya yang juga seorang nakes mengecek saturasi oksigen Nofha. Saturasi oksigen normal adalah 96-100.
Namun, saturasi oksigen milik Nofha hanya mencapai 70 saja. Ia mengaku, saat itu dirinya sudah tak sanggup lagi bernapas hingga teman-temannya menangis melihat kondisi Nofha. Untungnya, 2 jam kemudian Nofha diberikan pelancar dahak dan sejumlah terapi hingga napasnya kembali normal.
Seminggu setelah karantina, Nofha mengaku bahwa dirinya mengalami gejala COVID-19 baru, yaitu gejala kaki kram. Ia merasakan kram pada kakinya setiap tidur. Hal ini membuat posisi kakinya harus diarahkan ke posisi lebih tinggi untuk mengurangi rasa kram.
Saat diukur, kaki kirinya lebih besar ketimbang kaki kanannya. Lingkar kaki kirinya berukuran 33 cm, sedangkan kaki kanan berukuran 30 cm.
"Kedua kakiku memang kram, tetapi lebih terasa sakit di sebelah kiri. Jadinya, kaki sebelah kiri yang lebih besar," ujar Nofha.
Kondisi kaki yang dialami Nofha, membuat dokter memberikan obat lewat suntikan di perut untuk mencairkan darah selama 6 hari. Nofha mengaku, mengalami kesakitan saat perutnya terpaksa disuntik. Namun, suntikan itu sudah tidak lagi dilakukan ketika kondisi kram kaki yang dialami Nofha sudah membaik.
Ia berpesan agar tak ada yang menganggap remeh COVID-19. Hal ini dikarenakan ia yang sehari-hari memakai APD masih bisa terpapar COVID-19 dan mengidap gejala berat meski tak memiliki riwayat penyakit penyerta.
(naf/naf)











































