Risiko penularan virus Corona COVID-19 melalui udara atau airborne sejak lama jadi perbincangan. Pusat pengendalian dan pencegahan penyakit Amerika Serikat CDC akhirnya menyinggung kemungkinan tersebut dalam panduan terbarunya.
Dikutip dari situs resminya, CDC menyebut patogen yang jalur utama penularannya melalui kontak dekat kadang-kadang bisa menular secara airborne pada kondisi khusus.
CDC juga mengatakan ada sejumlah contoh yang terdokumentasi dengan baik bahwa SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan COVID-19, tampaknya telah menular dalam jarak jauh maupun rentang waktu lama. Penularan semacam itu terjadi di ruangan tertutup.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Virus yang cukup ada di ruangan untuk menyebabkan infeksi pada orang yang berjarak 6 kaki (1,8 meter) atau orang yang melintas setelah orang terinfeksi meninggalkan tempat itu," tulis CDC.
Ada 3 kondisi yang disebut CDC bisa meningkatkan risiko penularan COVID-19 secara airborne.
1. Ruangan tertutup
Bahkan setelah seseorang yang terinfeksi meninggalkan ruangan, droplet yang mengandung virus masih bisa 'gentayangan' dan menular ke orang lain.
2. Paparan berkepanjangan
Droplet pernapasan bisa dihasilkan dari aktivitas seperti menyanyi, berteriak, atau olahraga.
3. Kurang ventilasi
Sirkulasi udara yang buruk memungkinkan terbentuknya aerosol yang mengandung droplet dan partikel dari pernapasan.
(up/up)











































