Cegah COVID-19, China Larang Masuk Warga Inggris dan Belgia

Cegah COVID-19, China Larang Masuk Warga Inggris dan Belgia

Ayunda Septiani - detikHealth
Jumat, 06 Nov 2020 08:00 WIB
Cegah COVID-19, China Larang Masuk Warga Inggris dan Belgia
China larang warga Belgia dan Inggris untuk cegah penularan Corona. (Foto ilustrasi: Getty Images)
Jakarta -

China telah memberlakukan larangan perjalanan bagi warga Inggris dan Belgia memasuki negaranya untuk mencegah terjadinya gelombang baru pandemi virus Corona COVID-19. Seperti yang diketahui, Inggris dan Belgia merupakan dua negara yang ada di Eropa saat ini tengah menghadapi gelombang kedua COVID-19.

Kedutaan Besar China di Inggris mengatakan, Beijing saat ini telah memutuskan untuk sementara waktu menangguhkan warga negara non-China memasuki negaranya.

"Penangguhan ini adalah tanggapan sementara yang diperlukan dalam situasi COVID-19 saat ini," tulis pihak Kedubes, seperti dikutip laman AFP.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Situs resmi Kedubes China di Belgia juga mengumumkan larangan yang serupa terhadap wisatawan sebagai upaya terakhir dalam menanggapi pandemi saat ini.

Kementerian Luar Negeri China tidak menanggapi permintaan komentar dari Agence France-Presse AFP.

ADVERTISEMENT

Inggris merupakan salah satu negara di dunia yang paling terdampak akibat COVID-19 dengan hampir 48 ribu kematian dan lebih dari 1 juta kasus.

Hingga Kamis (5/11/2020) pagi, situs Kedubes China di negara Eropa lainnya tidak mengeluarkan pemberitahuan yang serupa. Itu memungkinkan mereka tetap dapat melakukan perjalanan ke China asal mengikuti persyaratan yang berlaku.

Persyaratan tersebut termasuk penyerahan sertifikat kesehatan dari Kedubes China setempat yang menunjukkan hasil tes asam nukleat dan tes antibodi dalam kurun waktu 48 jam perjalanan.

Aturan baru ini berlaku bagi wisatawan dari Prancis, India, Singapura, Kanada, Jerman, Pakistan, Afrika Selatan, dan Amerika Serikat.

Meski dilakukan atas dasar untuk pencegahan, namun persyaratan itu menimbulkan sejumlah keluhan. Kamar Dagang Eropa di China mengatakan tindakan itu adalah "larangan de facto bagi siapapun yang mencoba kembali ke kehidupan, pekerjaan, dan keluarga mereka di China".




(kna/kna)

Berita Terkait