Joe Biden terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat. Di bawah kepemimpinannya, ada satu tantangan besar yang akan dihadapinya, yaitu pandemi COVID-19.
Angka infeksi COVID-19 di Amerika Serikat terus meningkat setiap harinya. AS juga menjadi negara peringkat pertama penyumbang infeksi Corona di dunia.
Ketika dihadapkan dalam ancaman global, penting bagi suatu negara untuk meningkatkan kerja sama dalam mencari solusi. Saat ini Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menjadi lembaga penasihat yang bisa membuat rekomendasi bagi negara-negara anggota untuk meningkatkan kesehatan warga dalam respons pandemi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hanya saja beberapa waktu lalu, di bawah kepemimpinan Donald Trump, Amerika Serikat menyatakan telah keluar dan memutuskan hubungan dengan WHO di tengah pandemi COVID-19. Keputusan ini diumumkan oleh salah satu pejabat Gedung Putih per 7 Juli lalu.
Menanggapi keputusan tersebut, Joe Biden, yang saat itu masih berstatus sebagai calon presiden AS, menyatakan akan kembali bergabung dengan WHO jika terpilih sebagai presiden.
"Warga Amerika lebih aman jika Amerika terlibat dalam memperkuat kesehatan global. Di hari pertama saya sebagai Presiden, saya akan bergabung kembali dengan WHO dan memulihkan kepemimpinan kami di panggung dunia," cuit Biden dalam akun Twitternya pada 8 Juli.
Apa dampaknya bila suatu negara tak tergabung dengan WHO?
Ahli kesehatan masyarakat Jennifer Prah Ruger dari Yale University menjelaskan bahwa WHO memiliki tugas untuk mengkoordinasikan upaya dan investasi solusi masalah kesehatan global. Negara yang tak tergabung di dalamnya bisa kesulitan mendapat manfaat advokasi kesehatan.
"Prospek perbaikan masalah kesehatan ini semakin ditingkatkan dengan transfer pengetahuan dan teknologi dari satu bagian dunia ke belahan dunia lain. Sebagai contoh saling berbagi pengalaman praktik terbaik, promosi kesehatan, strategi pencegahan, serta terapi medis," tulis Jennifer seperti dikutip dari Glob Health Gov, PubMed Central.
Keluarnya AS dari WHO oleh para ahli disebut bisa menghambat upaya penanganan virus Corona secara global.
Joe Biden bentuk Satgas COVID-19
Dalam pidato kemenangannya, Joe Biden mengumumkan akan membentuk satuan tugas penanganan COVID-19. Rencananya, sebanyak 12 anggota satgas akan diumumkan pada Senin (9/11/2020).
"Pekerjaan kita dimulai dengan membuat COVID terkendali," tegas Biden.
Beberapa nama yang dikabarkan akan bergabung di Satgas COVID-19 di Amerika Serikat, di antaranya adalah mantan pejabat kesehatan Vivek Murthy, mantan komisioner Food and Drug Administration (FDA) David Kessler, dan Dr Marcella Nunez-Smith dari Yale University.
(kna/naf)











































