Lebih dari 50 orang diduga mengalami reinfeksi COVID-19 atau terinfeksi Corona kembali usai dinyatakan pulih. Laporan di Brasil ini menyusul kasus reinfeksi COVID-19 yang pertama ditemukan pada tenaga kesehatan.
"Kementerian Kesehatan Brasil sedang mempelajari 58 kasus dugaan infeksi ulang COVID-19 setelah mengonfirmasi kasus pertama seseorang yang terinfeksi COVID-19 kembali," kata seorang juru bicara kementerian pada hari Jumat, dikutip dari Reuters.
Kasus pertama dilaporkan terjadi pada nakes wanita berusia 37 tahun yang dites positif Corona dan kemudian terinfeksi kembali 116 hari setelahnya di bulan Oktober. Kasus reinfeksi COVID-19 yang menimpa wanita tersebut dikonfirmasi salah satu pusat penelitian di Brasil.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para peneliti mengungkap wanita tersebut hanya memiliki kekebalan terhadap COVID-19 setidaknya 90 hari setelah terpapar. Sementara dugaan 58 kasus reinfeksi COVID-19 lain kini tengah dipelajari.
"Patogen dari sampel yang dikumpulkan pada bulan Juni termasuk dalam strain B.1.1.33 dan sampel Oktober berasal dari strain B.1.1.28. Keduanya sudah terdeteksi di Brasil," sebut peneliti menjelaskan kalau infeksi COVID-19 yang dialami wanita tersebut jelas berbeda.
Apa kata WHO terkait reinfeksi COViD-19?
Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengakui adanya ancaman reinfeksi COVID-19 bisa terjadi. Hal ini terjadi saat respons antibodi berkurang.
"Kami telah melihat jumlah orang yang terinfeksi terus bertambah, tetapi kami juga melihat data yang muncul bahwa proteksi mungkin tidak seumur hidup, dan oleh karena itu kami mungkin melihat infeksi ulang mulai terjadi," jelas direktur eksekutif WHO program darurat Dr Mike Ryan, dikutip dari CNBC beberapa waktu lalu.
Seberapa mungkin reinfeksi COViD-19 terjadi?
Para peneliti kini masih berusaha menentukan seberapa mungkin dan seberapa sering kasus reinfeksi COVID-19 terjadi. Kepala unit penyakit dan zoonosis WHO, Maria Van Kerkhove, mengatakan mereka masih terus mencoba menentukan berapa lama respons antibodi akan bertahan setelah seseorang terinfeksi COVID-19.
"Yang kami pahami adalah 90 persen hingga 100 persen orang yang terinfeksi virus Corona mengembangkan antibodi, apakah kamu mengalami infeksi ringan, infeksi tanpa gejala, hingga infeksi parah," kata Maria.
(naf/up)











































