Kepala Badan POM Dr Penny K. Lukito sebanyak 1,2 juta dosis vaksin COVID-19 single dose produksi Sinovac masih dalam tahap pengujian oleh Bio Farma. Pihaknya hingga kini terus memantau dan menunggu hasil uji klinis fase 3 vaksin COVID-19 terkait keamanan dan efektivitasnya.
"Sekarang dalam proses untuk observasi pengamatan. Hasilnya akan dilihat dari aspek keamanannya dan terutama aspek khasiatnya atau efektivitasnya. Biasanya pemantauan ini dilakukan dalam dalam periode biasanya satu bulan, tiga bulan, enam bulan. Salah satu syarat pemberian Emergency Use Authorization adalah efikasi di angka 50 persen," ujar Penny dalam keterangan tertulis, Kamis (17/12/2020).
Menurut Penny, dalam proses pemantauan ini Badan POM mengikuti standar regulasi yang sudah menjadi komitmen bersama secara internasional dari Badan Kesehatan Internasional (WHO). Selain itu, berdasarkan FDA (Food and Drug Administration) atau regulator di negara lain juga memiliki reputasi baik untuk melakukan evaluasi seperti di Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itulah kenapa Badan POM melakukan inspeksi ke Cina bersama tim dari MUI untuk audit halal bersama dengan Bio Farma dan Kementerian Kesehatan," ungkapnya.
Lebih lanjut, Penny menuturkan Pemerintah akan memberikan vaksin COVID-19 yang bermutu, berkhasiat, dan aman. "Badan POM hanya akan memberikan EUA apabila memang data yang dikaitkan dengan mutu, keamanan, dan khasiat sudah cukup lengkap. Kami akan menganalisanya dengan para ekspert dan dokter-dokter ahli," jelasnya.
Sebagai catatan, walau vaksin COVID-19 akan tersedia secara bertahap di Indonesia, hal yang perlu diingat adalah tetap patuh dan disiplin dalam menjalankan 3M. Lewat disiplin protokol kesehatan ini, pencegahan dapat dilakukan secara optimal.
(mul/ega)










































