Jangan Asal Rekam atau Upload Kondisi Korban Sriwijaya Air, Ini Kata Psikolog

ADVERTISEMENT

Jangan Asal Rekam atau Upload Kondisi Korban Sriwijaya Air, Ini Kata Psikolog

Kanya Anindita - detikHealth
Minggu, 10 Jan 2021 15:16 WIB
Petugas melintasi logo perusahaan angkutan udara Sriwijaya dan NAM Air di Posko Crisis Center Sriwijaya Air SJ 182 Terminal 2D Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Sabtu (9/1/2021). Posko tersebut didirikan untuk memberikan informasi bagi keluarga korban pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta-Pontianak yang hingga kini masih hilang kontak. ANTARA FOTO/Fauzan/foc.
Pesawat Sriwijaya Air jatuh. (Foto: ANTARA FOTO/FAUZAN)
Jakarta -

Kabar duka kecelakaan pesawat Sriwijaya Air menyita banyak perhatian publik. Jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182 memicu banyaknya ungkapan duka sekaligus beragam komentar di media sosial.

Pesawat Sriwijaya Air SJ182 diketahui membawa 62 orang, dengan 52 penumpang pesawat dan 10 awak pesawat. Beberapa keterangan diduga dari keluarga korban, serta identitas mereka tak sedikit bermunculan di media sosial.

Tanpa disadari, masih ada orang yang mengesampingkan rasa empati di tengah kabar duka Sriwijaya Air. Menanggapi hal ini, Nuzulia Rahma Tristinarum, seorang psikolog sekaligus trainer dan konselor parenting Yayasan Kita dan Buah Hati, menjelaskan ada beberapa batasan agar kita masih bijak menggunakan media sosial.


1. Usahakan tidak upload foto yang menimbulkan kesedihan

Jika kita menemukan sebuah foto mengenai kondisi korban, jangan diteruskan lagi untuk dilihat lebih banyak orang. Hal ini bisa menimbulkan kesedihan, kecemasan, dan ketakutan bagi siapapun yang melihatnya, terutama keluarga korban.

2. Tidak asal rekam atau upload kondisi keluarga korban

Mereka sedang dalam kondisi tidak begitu sadar dengan dirinya. Sehingga bisa jadi ada gerakan atau posisi yang tidak layak dilihat orang banyak. Misalnya, kondisi pakaian yang tersingkap, dan hal hal lain yang tidak untuk konsumsi publik.

3. Tuliskan kata-kata yang baik saja

Jangan bercanda pada situasi duka. Apalagi menuliskan candaan mengenai kejadian, korban atau keluarganya. Usahakan tulisan yang kita upload di media sosial merupakan kata-kata yang baik dan mengandung empati.

"Apalagi sekarang sedang dihimbau untuk menjaga imunitas. Foto-foto yang ngga layak dapat menimbulkan energi negatif dan menurunkan imunitas," ungkap penulis Buku Kesehatan Mental Wanita dan Keluarga yang disapa Rahma ini.



Simak Video "Kata Psikolog soal Aksi Brutal Mario Dandy Dikaitkan dengan Generasi Strawberry"
[Gambas:Video 20detik]
(naf/naf)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT