Meski sudah sembuh, Ari Lasso mengaku kerap halusinasi saat terpapar COVID-19. Ia bahkan sulit membedakan mana saat sedang tidur dan bermimpi.
Ia pun berpesan pada semua orang yang terpapar COVID-19, gejala Corona halusinasi ini bisa muncul di awal-awal terinfeksi. Menurutnya, sejak hari pertama hingga hari kelima.
"Jangan khawatir kalau 1 sampai 5 hari pertama mengalami halusinasi, gejala COVID-19 delirium, linglung," bebernya dalam video YouTube Ari Lasso, Minggu (7/1/2021).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengaku merasa linglung saat berbicara hingga halusinasinya terus memburuk.
"Kalau aku yang paling parah linglungku tuh masalah tidur, bingung membedakan antara tadi tuh tidur, mimpi, atau nggak, atau leyeh-leyeh," katanya.
"Dan dimensi jamnya berubah-ubah, seperti waktu itu aku sepanjang malam mimpi horor, mimpi yang mengerikan, tuhan jangan mimpi kaya gini dong aku ketakutan. Itu 2 hari berturut-turut," ceritanya.
Gejala COVID-19 yang dialami Ari lasso disebut dengan delirium. Mengapa gejala COVID-19 delirium bisa terjadi?
Dokter spesialis saraf Rumah Sakit Akademik Universitas Gadjah mada (RSA UGM), dr Fajar Maskuri, SpS, MSc, menjelaskan delirium adalah gangguan kognitif atau berkurangnya rasa sadar pada lingkungan. Hal ini disebabkan disfungsi otak pada sejumlah pasien Corona.
"Gejala-gejala itu munculnya fluktuatif dan biasanya berkembang cepat dalam beberapa jam atau beberapa hari," jelasnya dalam keterangan tertulis beberapa waktu lalu.
Gejala Corona delirium yang muncul biasanya meliputi:
- Disorientasi
- Bicara mengigau
- Sulit konsentrasi/kurang fokus
- Gelisah
- Halusinasi.
"Gejala-gejala itu munculnya fluktuatif dan biasanya berkembang cepat dalam beberapa jam atau beberapa hari," lanjutnya.
Apa pemicunya?
Penyebabnya bisa beragam, tetapi salah satunya bisa dikarenakan kurangnya oksigen dalam tubuh atau hipoksia. Penyakit sistemik dan inflamasi sistemik juga bisa menjadi penyebabnya.
Adanya gangguan sistem pembekuan darah yang terlalu aktif (koagulopati), dan infeksi virus Corona langsung ke saraf. Selain itu, mekanisme autoimun pasca infeksi dan endoteliitis juga bisa memicu gejala COVID-19 delirium pada pasien tetapi intensitasnya lebih jarang.
(naf/up)











































