Universitas Oxford mengatakan tengah mengerjakan riset untuk menyelidiki respons imun dari pemberian vaksin COVID-19 versi inhaler. Vaksin Corona model inhaler ini juga dikembangkan Oxford bersama AstraZeneca.
Dikutip dari laman Reuters, riset tersebut melibatkan sekitar 30 relawan sehat berusia 18-40 tahun untuk uji coba tahap awal.
Pada September lalu, peneliti Inggris mengatakan bahwa kandidat vaksin Corona inhaler sedang dikembangkan Universitas Oxford dan Imperial Collage. Riset ini bertujuan untuk melihat apakah para relawan mengembangkan respons imun lokal di dalam sistem pernapasannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya Oxford-AstraZeneca, para peneliti di China juga telah mendapat persetujuan untuk mengembangkan vaksin Corona versi inhaler. Produsen vaksin di China, CanSino Biologics, telah mendapat persetujuan dari regulator obat nasional untuk memulai uji klinis vaksin Coorna dalam bentuk inhaler.
Peneliti di China menyebut vaksin yang dihirup diharapkan mampu menstimulasi respons imun pada selaput lendir saluran pernapasan. Versi ini dianggap bisa menjadi alternatif terutama untuk para anak-anak.
BACA JUGA
(kna/kna)











































