Cakupan Vaksinasi COVID-19 Bantul Baru 5 Persen, Dinkes DIY Angkat Bicara

Cakupan Vaksinasi COVID-19 Bantul Baru 5 Persen, Dinkes DIY Angkat Bicara

Pradito Rida Pertana - detikHealth
Senin, 03 Mei 2021 23:02 WIB
Cakupan Vaksinasi COVID-19 Bantul Baru 5 Persen, Dinkes DIY Angkat Bicara
Ilustrasi vaksin COVID-19 (Foto: Agung Pambudhy)
Yogyakarta -

Dinas Kesehatan (Dinkes) Daerah Istimewa Yogyakarta angkat bicara soal baru 5 persen warga Bantul yang mendapatkan vaksinasi COVID-19. Dinkes mengaku pengadaan vaksin meliputi berbagai syarat dan Dinkes bukan penentu jatah vaksin.

Kepala Dinas Kesehatan DIY Pembajun Setyaningastutie mengatakan, sesuai dengan arahan Wakil Menteri Kesehatan diikuti dengan surat dari Kementrian Kesehatan tanggal 31 Maret 2021 perihal alokasi vaksin COVID-19 tahap 2 termin 3 minggu 1 bulan April 2021 disampaikan, bahwa alokasi vaksin yang didistribusikan ke Kabupaten/Kota ditentukan oleh pusat dengan 5 pertimbangan.

Pertimbangan pertama, kata Pembajun, adalah terkait stok vaksin dan rata-rata kecepatan laju vaksinasi perhari di tingkat Kabupaten/Kota, serta memperhitungkan estimasi kecukupan vaksin untuk minggu berikutnya. Pertimbangan kedua adalah jumlah lansia dan pelayan publik yang harus mendapatkan dosis 2.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ketiga, jumlah sasaran baru yang dapat divaksinasi dengan mengoptimalkan pemanfaatan stok vaksin yang tersedia pada setiap tingkat administrasi dengan proporsi lansia 60 persen dan pelayan pubik 40 persen (Guru PAUD, SD/MI/Sederajat, SLB, Pesantren dan Pendidikan Keagamaan)," ucapnya melalui keterangan tertulis kepada detikcom, Minggu (2/4/2021) malam.

Pertimbangan keempat yakni, wastage rate vaksin serta pembulatan vial kemasan. Sedangkan pertimbangan kelima adalah terkait interval vaksinasi Sinovac Bio Farma untuk dosis ke dua bagi semua sasaran adalah 28 hari.

ADVERTISEMENT

"Berdasarkan arahan dari Kementerian Kesehatan tersebut di atas, maka kami tegaskan bahwa penentuan alokasi distribusi vaksin bukan oleh Pemda DIY (Dinas Kesehatan)," ujarnya.

Pada lampiran surat tersebut juga disampaikan perhitungan alokasi berdasarkan stok vaksin COVID-19 dan laju vaksinasi. Untuk Kabupaten Bantul seperti data berikut yang menyebabkan Bantul pada minggu 1 April tidak mendapatkan alokasi vaksin dari pusat.

Secara rinci, dia menjelaskan perhitungan pada lampiran surat tersebut. Di mana cakupan vaksinasi lansia dosis 1 : 668, dan dosis 2 : 30.

Selanjutnya cakupan vaksinasi pelayan publik dosis 1 : 15.205 dan dosis 2 : 5.623. Selain itu laju vaksinasi : 1.589 sasaran rata rata per hari.

"Sisa stok vaksin di Gudang Farmasi Bantul 34.534 (masih bisa digunakan 22 hari) dan target sasaran baru minggu berikutnya 24.354," katanya.

"Mengingat vaksinasi adalah kepentingan bersama seluruh Kabupaten dan Kota di DIY, maka atas kesepakatan dan izin dari Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman, maka Kabupaten Bantul diberikan vaksin dari alokasi 2 Kabupaten/Kota tersebut sebanyak 10.000 dosis," imbuh Pembajun.

Lebih lanjut, berdasarkan surat dari Dirjen Farmalkes Kementerian Kesehatan mulai Tahap 2 Termin 3 Minggu 2 April, distribusi alokasi vaksin Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia dilakukan secara langsung dari Bio Farma ke Gudang Farmasi masing masing Kabupaten/Kota.

"Sehingga tidak lagi melalui gudang farmasi Dinas Kesehatan," ujarnya.

Selain itu, untuk cakupan vaksinasi di Kabupeten Bantul dibandingkan dengan kabupaten/Kota di DIY dapat dilihat dari Dashboard Aplikasi Satu Data Kemenkes secara real time. Hal itu sebagau transparansi penggunaan vaksin COVID-19.

Pembajun juga menanggapi terkait pernyataan Di kes Kabupaten Bantul yang menyebut total dosis vaksin yang diterima di Bantul 93.960 dosis dan diperuntukkan 46.980 sasaran. Selain itu terkait sampai saat ini Bantul memiliki stok 1.900 dosis, di mana 400 dosis telah didistribusikan ke Puskesmas dengan sasaran para lansia.

"Arahan dari Kementerian Kesehatan bahwa Instalasi farmasi di Kabupaten/Kota dihimbau untuk tidak menyimpan lebih dari 30 persen vaksin alokasi, harapannya agar vaksin segera sampai ke fasilitas kesehatan untuk segera dilakukan pelayanan," ucapnya.

Stok vaksin juga dilakukan pemantauan oleh Kemenkes melalui aplikasi SMILE. Di mana setiap jenjang administrasi melakukan updating, sehingga setiap pergerakan vaksin dapat terpantau.

"Sisa stok vaksin di Gudang Farmasi Bantul 34.534 (masih bisa digunakan 22 hari). Hal ini menyebabkan alokasi vaksin dari Kemenkes untuk Bantul pada minggu 1 (pertama) April tidak diberikan," katanya.

Pengajuan kebutuhan vaksin dari Kabupaten/Kota melalui sistem SMDV, Bantul hanya mengajukan separuh, yakni 1.170 vial dari alokasi Minggu 2 April sebesar 2.340 vial. Hal itu karena dari Kabupaten Bantul beralasan tempat penyimpanan penuh, sehingga PIC di Dinkes Provinsi meneruskan aproval dalam sistem SMDV.

"Dan pada tanggal 24 April telah terdistribusi oleh HUP Biofarma langsung ke instalasi farmasi dinkes Kabupaten Bantul sebanyak 1.170 vial atau 11.700 dosis vaksin," katanya.

Berikut data distribusi vaksin di tiap Kabupaten/Kota sesuai alokasi dan distribusi dari Bio Farma sampai tanggal 30 April 2021:

  • Kota Yogyakarta total 212.496 dosis
  • Kabupaten Sleman total 181.564 dosis
  • Kabupaten Bantul total 105.660 dosis
  • Kabupaten Kulon Progo total 54.350 dosis
  • Kabupaten Gunungkidul total 88.275 dosis

Sebelumnya, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bantul menyebut baru sekitar 5 persen warga yang mendapatkan vaksinasi di Bumi Projotamansari. Dinkes mengaku lambatnya vaksinasi karena pasokan vaksin COVID-19 mengalami perlambatan.

Kepala Seksi (Kasie) Surveilans dan Imunisasi Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Dinkes Bantul Abednego Dani Nugroho mengatakan, total dosis vaksin yang diterima pihaknya hingga saat ini mencapai 93.960 dosis atau peruntukkannya untuk 46.980 sasaran. Padahal target penerima vaksin di Bantul mencapai 700 ribu orang.

"Jadi untuk yang sudah tervaksin kalau dipersentase sekitar 5 persen, dan itu sangat jauh dari target kita yakni 700 ribu sasaran atau sekitar 70 persen dari jumlah penduduk Bantul. Karena untuk mencapai herd immunity COVID-19 kan 70 persen harus sudah divaksin," katanya saat dihubungi wartawan, Kamis (29/4/2021).

Sedangkan saat ini, kata Abed, Dinkes Kabupaten Bantul memiliki stok 1.950 dosis vaksin. Di mana 400 dosis vaksin telah didistrubusikan ke Puskesmas untuk vaksinasi lansia.

"Sedangkan sisa lainnya untuk vaksinasi tahap kedua calon jemaah haji kategori lansia dan linmas kategori lansia. Terus kalau ada sisa sedikit dosis vaksin untuk digunakan vaksinasi lansia lagi," ujarnya.

Terkait pengajuan dosis vaksin ke pemerintah pusat, Abed mengaku telah melakukannya. Bahkan, untuk pengajuan vaksin pihaknya melalui Dinas Kesehatan DIY dan nantinya dari tingkat provinsi langsung memesan ke rekanan penyedia vaksin COVID-19.

"Tapi syaratnya kan vaksin harus habis sekitar 70 persen dulu baru kita bisa mengajukan," ucapnya.

Selain itu, dia menyebut jika tsunami COVID-19 di India mempengaruhi pasokan vaksin ke Bantul. Menurutnya, ada belasan juta dosis vaksin yang seharusnya masuk ke Indonesia terpaksa dialihkan ke India.

"Terus tsunami COVID-19 di India juga menyebabkan kiriman vaksin ke Indonesia terganggu. Karena ada 15 juta dosis vaksin yang harusnya masuk Indonesia tapi dialihkan ke India, dan itu dampaknya mengganggu vaksinasi di Indonesia," kata Abed.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Sembuh dari Covid Bukan Berarti Aman"
[Gambas:Video 20detik]
(up/up)

Berita Terkait