"Data saat ini selama delapan bulan yang dipelajari sejauh ini menunjukkan bahwa vaksin tunggal Johnson & Johnson COVID-19 menghasilkan respons antibodi yang kuat yang tidak berkurang. Sebaliknya, kami mengamati peningkatan antibodi dari waktu ke waktu," jelas Mathai Mammen, kepala penelitian & pengembangan di bisnis obat-obatan J&J, kata dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Channel News Asia.
Kabar baik ini disampaikan pada Kamis malam (1/7/2021). Vaksin COVID-19 Johnson and Johnson memiliki efektivitas yang kuat pada varian baru Corona yang pertama kali diidentifikasi di India, daripada varian Beta yang pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan.
Antibodi pasca vaksinasi COVID-19 Johnson & Johnson diperkirakan bertahan setidaknya selama delapan bulan. Sejauh ini, selain Johnson & Johnson, vaksin Corona Pfizer dan Moderna juga terbukti efektif melawan varian Delta yang menyebar lebih cepat.
Dalam satu penelitian laboratorium kecil, para peneliti mengamati apa yang terjadi pada darah delapan individu yang divaksinasi ketika terkena varian Delta. Dan mereka menemukan bahwa antibodi dan sel sistem kekebalan dalam darah sangat efektif dalam menetralkan virus.
Studi kedua yang melibatkan 20 pasien di Beth Israel Deaconess Medical Center di Boston menunjukkan hasil yang serupa. Kedua studi telah diajukan tetapi belum dipublikasikan dalam publikasi peer-review.
Simak Video "Video: Sembuh dari Covid Bukan Berarti Aman"
(naf/fds)