Saran Dokter Anak Jika Sang Buah Hati Terpapar COVID-19

Saran Dokter Anak Jika Sang Buah Hati Terpapar COVID-19

Achmad Reyhan Dwianto - detikHealth
Selasa, 06 Jul 2021 05:18 WIB
Saran Dokter Anak Jika Sang Buah Hati Terpapar COVID-19
Foto: Getty Images/Morsa Images
Jakarta -

Seperti para orang dewasa, anak-anak juga bisa mengalami dampak fatal pada infeksi COVID-19. Terlebih bagi mereka yang memiliki komorbid atau penyakit penyerta.

Dokter spesialis anak dari RSUP Sanglah Denpasar, Dr dr Ni Putu Siadi Purniti, SpA(K), mengatakan meski tingkat kesembuhan anak yang terpapar COVID-19 cukup tinggi, yakni di atas 90 persen, namun risiko meninggalnya juga besar apabila tidak segera mendapat perawatan.

"Yang sering kita terima itu, orang tua itu apabila anaknya sakit, dia takut untuk membawanya ke sarana kesehatan. Jadi ada beberapa pasien yang kita terima sudah cukup berat, baru dibawa ke instalasi gawat darurat (IGD)," kata dr Siadi dalam siaran Radio Kesehatan Kemenkes RI, Senin (5/7/2021).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena awalnya sakitnya belum parah, orang tuanya takut membawa ke rumah sakit," tambahnya.

dr Siadi mengatakan kebiasaan tersebut bisa berbahaya bagi kesehatan anak, terlebih jika mereka memiliki komorbid, seperti penyakit kronik pada paru-paru dan jantung, serta mengalami gangguan sistem imun. Anak-anak yang terpapar COVID-19 haruslah segera mendapat perawatan yang tepat, agar sakitnya tidak berkembang menjadi makin parah.

ADVERTISEMENT

"Pengalaman saya di rumah sakit Sanglah, (anak-anak) yang meninggal itu hampir semua memiliki komorbid," tuturnya.

Apa saja gejala COVID-19 pada anak?

Menurut riset dari Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman, mayoritas anak yang terpapar COVID-19 tidak mengalami gejala. Sementara yang mengalami gejala hanya 32,7 persen.

Berikut gejala COVID-19 pada anak yang paling sering ditemui:

  • Batuk: 57,4 persen
  • Kelelahan: 39,7 persen
  • Demam: 36,8 persen.

Penelitian ini dilakukan kepada 1.973 pasien COVID-19 dengan usia di bawah 18 tahun dan telah diterbitkan dalam Journal of Clinical Virology.




(ryh/up)

Berita Terkait