Varian baru virus Corona semakin banyak ditemukan, termasuk varian Delta atau B1617.2 yang pertama kali teridentifikasi di India dan kini juga sudah ditemukan di Indonesia. Di Jakarta sendiri tercatat pada minggu lalu ditemukan 94 kasus positif akibat varian Delta, Alpha, dan Beta. Lalu pada minggu ini angka tersebut bertambah menjadi 128.
Terbaru, para ilmuwan mengumumkan varian Lambda atau C37 yang pertama kali ditemukan di Peru dan sudah menyebar ke 29 negara. Varian ini juga perlu diantisipasi. Meski demikian, hingga saat ini belum ada obat-obatan yang disetujui yang menunjukkan aktivitas spesifik yang kuat terhadap virus yang pada akhirnya mampu mengendalikan wabah.
Tetapi, ada sebuah studi baru yang mengeksplorasi peran probiotik dalam mengelola penyakit, yang kemudian terbukti sangat bermanfaat, mengingat munculnya varian baru dan spektrum penyakit klinis yang luas pada COVID-19.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Probiotik merupakan mikroorganisme hidup non-patogen yang memberikan berbagai manfaat kesehatan bagi inang manusia. Termasuk di dalamnya adalah jenis bakteri Lactobacillus dan Bifidobacterium yang biasanya terdapat dalam makanan fermentasi. Probiotik ini berfungsi mengembalikan keseimbangan mikroba di usus.
Selama dua dekade terakhir, seperti yang dikutip dari situs news-medical.net, banyak penelitian dan uji klinis yang menunjukkan bahwa probiotik dapat membantu memodulasi respons imun dan mengobati berbagai penyakit, terutama infeksi virus.
Banyak temuan yang menunjukkan bahwa probiotik dapat mempertahankan sistem kekebalan tubuh dan membantu tubuh pulih kembali setelah terinfeksi virus pernapasan, penelitian probiotik ini telah diujikan pada hewan. Hasilnya, tidak hanya meningkatkan kesehatan hewan, tapi juga menurunkan beban virus (viral load) di paru-paru mereka dan menaikkan tingkat kelangsungan hidup.
Fit-O Foto: Fit-O |
Dalam penelitian pada manusia, probiotik ditemukan dapat melindungi tubuh terhadap flu dan batuk pilek (common cold) lebih dari 50%, serta meningkatkan kadar interferon-gamma (IFN-γ) dalam serum dan sekretori IgA di usus. Ini menunjukkan bahwa probiotik aman dan efektif melawan infeksi pernapasan.
Pada bayi juga, pemberian probiotik setiap hari sejak lahir hingga satu tahun dikaitkan dengan risiko 28% lebih rendah dari infeksi pernapasan berulang. Hasil serupa dilaporkan untuk penyakit infeksi akut pada bayi yang diberi probiotik.
Hasil penelitian atau makalah mengenai hal tersebut dipublikasikan melalui Nutrition Research Journal dalam situs sciencedirect.com yang ditulis oleh Kuljit Singh dan Alka Rao dari CSIR-Institute of Microbial Technology, India pada Maret 2021. Jurnal yang mereka tulis bertajuk Probiotics: A potential immunomodulator in COVID-19 infection management. (Probiotik : Sebuah imunomodulator potensial dalam manajemen infeksi COVID-19)
Mereka mengulas bukti penggunaan probiotik dalam mencegah infeksi virus. Mereka sampai pada daftar kasar jenis probiotik yang dapat membantu mencegah infeksi, dan meningkatkan fungsi kekebalan tubuh untuk mengurangi dampak infeksi virus, terutama COVID-19.
Bagaimana cara paling mudah mendapatkan asupan probiotik? Tentunya dengan menggunakan produk yang mengandung probiotik sekaligus prebiotik dari bahan herbal seperti Fit-O. Fit-O merupakan formula berisi probiotik yaitu bakteri mikroflora yang baik, untuk meningkatkan imunitas tubuh secara primer.
Fit-O Foto: Fit-O |
Selain probiotik, Fit-O juga mengandung prebiotik dari bahan-bahan herbal seperti madu, temulawak, kunyit dan brotowali yang bersinergi untuk memperkuat imunitas tubuh. Fit-O dengan kandungan probiotik dan bahan herbal aman untuk dikonsumsi setiap hari, #AyoMinumFito #1SendokSetiapHari untuk melindungi tubuh sepanjang hari.
Fit-O bisa didapatkan melalui website www.fito.id, atau Instagram @fito.healthy, apotek terdekat, atau melalui online marketplace.
(Content Promotion/Fit-O)











































Fit-O Foto: Fit-O
Fit-O Foto: Fit-O