Varian 'Lokal' RI Dipantau WHO, Bakal Selevel Varian Delta? Ini Kata Kemenkes

Baru-baru ini, varian 'lokal' Corona yang diidentifikasi di Indonesia tengah dipantau Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Adalah B1466.2 yang sampel pertama-nya dilaporkan November 2020 lalu.
Varian B14662 ini masuk ke dalam klasifikasi Alerts fo Further Monitoring WHO pada 28 April 2021. Belum masuk klasifikasi variant of concern (VoC) varian yang dikhawatirkan, maupun variant of interest (VoI).
Apakah varian tersebut berpotensi masuk VOC/VOI?
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kementerian Kesehatan RI dr Siti Nadia Tarmizi tidak menampik kemungkinan tersebut. Namun, kepastiannya tentu kembali pada kajian WHO.
"Bisa jadi (masuk VoC/VoI), tergantung dampaknya," jelas dr Nadia kepada detikcom Selasa (27/7/2021).
Seperti diketahui, varian baru Corona yang masuk daftar VoC diyakini memiliki penularan lebih cepat, hingga potensi memperburuk gejala COVID-19, bahkan ada risiko berdampak pada efektivitas vaksin Corona.
"Nanti itu WHO yang menentukan dengan para ahli-nya," sambung dr Nadia saat ditanya kemungkinan varian lokal masuk VoC atau VoI.
Hingga kini, beberapa varian Corona berbahaya yang sudah masuk Indonesia adalah varian Corona Delta (B1617.2), Delta Plus (AY.1), varian Alpha (B117), varian Beta (B1351). Total varian Corona berbahaya yang paling mendominasi di Indonesia adalah COVID-19 varian Delta yaitu 897 kasus per 24 Juli.
Berdasarkan catatan Balitbangkes Kemenkes RI per 24 Juli, COVID-19 varian Delta terbanyak di DKI Jakarta dengan total 296 kasus. Disusul Jawa Barat 254 kasus.
Tonton video 'Asal-usul Penyebutan Varian COVID-19 'Delta Plus'':