Masalah sakit kepala tentu saja tak bisa disepelekan. Tak hanya mengganggu produktivitas, sakit kepala bisa menjadi pertanda gangguan pada tubuh.
Mengingat ada banyak jenis sakit kepala, penting untuk mengenali jenisnya lebih dulu agar bisa ditangani dengan benar. Dirangkum detikcom dari beragam sumber, berikut jenis-jenis sakit kepala dan cara menanganinya:
1. Migrain
Pada kasus migrain atau sakit kepala sebelah, seseorang merasakan nyeri atau denyut hanya pada satu sisi kepala. Kemungkinan, hal ini dipicu oleh peningkatan kepekaan terhadap cahaya, suara, dan bau. Pada beberapa kasus, pengidap migrain mengalami mual dan muntah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Migrain bisa terjadi berulang. Umumnya, migrain dipicu oleh:
- Stres dan kecemasan
- Gangguan tidur
- Perubahan hormonal
- Melewatkan makan
- Dehidrasi
- Konsumsi makanan atau obat-obatan tertentu
- Lampu terang dan suara keras
Untuk meminimalkan migrain, cobalah beristirahat di tempat yang gelap dan tenang, kompres dahi dengan es dan kain dingin, serta minum banyak air putih.
Obat penghilang rasa sakit yang dijual bebas seperti ibuprofen atau aspirin dapat dikonsumsi untuk meredakan sakit kepala.
Kapan perlu waspada?
Dikutip dari Medical News Today, sepertiga pengidap migrain mengalami gangguan visual dan sensorik yang umumnya berlangsung selama 5 menit sampai 1 jam. Gangguan ini mencakup muncul sensasi garis zig-zag, kedip, atau bintik-bintik, pengelihatan berkurang, mati rasa, kelemahan otot, hingga kesulitan berbicara.
Namun jika gejala tersebut muncul secara intens, bisa jadi mengindikasikan stroke atau meningitis. Maka itu, segera temui dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.
2. Sakit kepala tegang
Pada sakit kepala tegang, nyeri terasa di seluruh area kapala. Tidak berdenyut seperti pada migrain, namun terasa di sekitar leher, dahi, kulit kepala, hingga otot bahu. Kondisi ini berlangsung dalam 30 menit hingga beberapa jam.
Umumnya, jenis sakit kepala ini dipicu oleh stres. Namun pemicu potensial lainnya yakni dehidrasi, suara terlalu keras, kurang olahraga, kurang tidur, postur tubuh yang buruk, melewatkan makan, dan mata lelah.
Sembari diseimbangi perbaikan gaya hidup, obat penghilang rasa sakit yang dijual bebas seperti ibuprofen dan aspirin kerap dikonsumsi untuk meredakan sakit kepala tegang. Namun jika sakit kepala timbul lebih dari 15 hari, segera temui dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.
3. Sakit kepala kluster
Sakit kepala kluster umumnya ditandai sensasi terbakar dan menusuk, seringkali di area belakang satu mata atau satu sisi wajah. Terkadang timbul pembengkakan atau kemerahan di sisi kepala yang terkena, disertai hidung tersumbat dan mata berair.
Jenis kepala ini terjadi secara berurutan, dengan durasi 15 menit hingga 3 jam. Kebanyakan pengidap sakit kepala kulster mengalami satu sampai empat kali sakit kepala sehari. Setelah satu teratasi, sakit kepala lainnya menyusul.
Serangkaian sakit kepala cluster bisa terjadi setiap hari berbulan-bulan. Pada bulan-bulan antara cluster, individu mungkin tak merasakan gejala sama sekali.
Hingga kini, dokter belum mengetahui pasti penyebab sakit kepala kluster. Namun umumnya, penyakit ini diidap oleh pria perokok aktif. Mengobatinya, setelah diagnosis, dokter mungkin merekomendasikan terapi oksigen, dan sumatriptan (Imitrex) atau anestesi lokal (lidokain) untuk meredakan nyeri.
4. Sakit kepala menstruasi
Sakit kepala kerap terkait perubahan kadar hormon. Pada wanita, migrain sering dikaitkan dengan menstruasi karena perubahan alami kadar estrogen.
Migrain menstruasi berkembang beberapa hari sebelum atau selama periode menstruasi, kadang selama ovulasi.Tak disertai gangguan visual dan sensorik, namun bisa bertahan lebih lama.
Sakit kepala terkait hormon juga dapat disebabkan oleh
- Kontrasepsi oral
- Menopause
- Kehamilan
Pengobatan sakit kepala menstruasi umumnya sama dengan pengobatan migrain.
5. Sakit kepala karena kecanduan kafein
Konsumsi kafein secara berat, misalnya mencapai 4 cangkir per hari kerap jadi pemicu sakit kepala. Kondisi ini biasanya berkembang dalam 24 jam setelah tiba-tiba berhenti minum kopi.
Umumnya, sakit kepala gara-gara kafein disertai gejala beruapa kelelahan, kesulitan berkonsentrasi, suasana hati yang buruk atau lekas marah, dan mual.
Efek kafein bervariasi pada tiap orang. Namun untuk mengatasi jenis sakit kepala satu ini, mengurangi asupan kafein secara perlahan bisa dicoba. Pengidap migrain kronis juga direkomendasikan untuk membatasi konsumsi kafein.
Simak Video "Video: Sakit Kepala saat Mens Bisa Disembuhkan, Begini Caranya"
[Gambas:Video 20detik]
(vyp/kna)











































