Sekitar Juni 2021, selepas libur Lebaran, Kabupaten Kudus sempat dikabarkan mengalami lonjakan kasus COVID-19. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyebut, sejumlah kasus COVID-19 tersebut disebabkan oleh varian Delta (B1617.2). Lantas, apa sebenarnya pemicu lonjakan di Kudus? Kalau hanya karena varian Delta, ke mana saja sejak Januari hingga Juni?
Ahli patologi klinik Universitas Sebelas Maret dr Tonang Dwi Ardyanto, SpPK, PhD, FISQua menerangkan varian Delta sebenarnya sudah ada sejak Januari 2021. Maka itu, belum bisa dipastikan bahwa lonjakan kasus COVID-19 di Kudus disebabkan oleh varian Delta yang memiliki kemampuan menular lebih cepat dibanding varian Corona lainnya.
"Sebenarnya kita juga sadari ternyata varian Delka bukan berarti baru muncul di Kudus, sebenarnya tidak. Varian ini secara penelitian di Whole Genome Sequencing (WGS) sudah mulai muncul sejak Januari, Februari, Maret sudah ada sebelumnya," ujarnya dalam diskusi daring, Selasa (31/8/2021).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jadi, apa pemicunya?
Menurut dr Tonang, masih diperlukan kajian lebih lanjut terkait penyebab lonjakan kasus COVID-19 di Kudus. Menurutnya, di samping karakter varian Delta yang lebih mudah menular, pendorong varian ini mendadak melonjak tinggi perlu dicari tahu. Bukan untuk menjelekkan penanganan di Kudus, melainkan untuk dijadikan pelajaran di wilayah-wilayah lain.
"Artinya, (lonjakan kasus COVID-19 di Kudus) memang sesuatu yang perlu dikaji. Apakah yang kemudian mendorong varian Delta yang selama berbulan-bulan merayap kemudian tiba-tiba melonjak tinggi di Kudus?" ujarnya.
"Bukan artinya kita menyatakan nilai jelek, bukan. Tapi kita belajar dari yang terjadi untuk kita jadikan kehati-hatian di tempat lain," pungkas dr Tonang.
(vyp/up)











































