Wamenkes Tuding Varian 'Preman' Delta Biang Kerok Lonjakan Kasus COVID-19

Wamenkes Tuding Varian 'Preman' Delta Biang Kerok Lonjakan Kasus COVID-19

Khadijah Nur Azizah - detikHealth
Senin, 27 Sep 2021 11:30 WIB
Jakarta -

Hadirnya varian Delta di sejumlah negara, termasuk Indonesia, disebut-sebut menjadi biang kerok terjadinya lonjakan kasus COVID-19 di seluruh dunia. Diketahui, varian ini berpengaruh pada tingkat transmisi atau penularan Corona.

Wakil Menteri Kesehatan RI dr Dante Saksono Harbuwono memaparkan beberapa negara yang diamuk COVID-19 akibat kemunculan varian Delta, di antaranya Amerika Serikat, Inggris, dan Israel, meski ketiga negara ini cakupan vaksinasinya cukup tinggi.

"Di Inggris, ketika lonjakan disebabkan oleh Alpha kemudian Delta masuk, ini premannya masuk, menggantikan dominasi varian Alpha menjadi Delta," katanya dalam Rakornas Kemenparekraf, Senin (27/9/2021).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia juga menyinggung hal yang sama terjadi di Amerika Serikat dan Israel. Jika pada gelombang pertama kasus yang mendominasi adalah varian lokal, maka lonjakan yang terjadi saat ini disebabkan varian Delta.

"Preman varian Delta ini menyebabkan peningkatan kasus juga di Israel. Ketika ada varian Delta masuk, maka varian tersebut menggantikan dominasi varian yang menyebabkan peningkatan kasus," bebernya.

ADVERTISEMENT

Varian baru juga dikhawatirkan akan menimbulkan lagi lonjakan kasus. Wamenkes menyebut teman varian baru jadi potensi gelombang kasus COVID-19 di Indonesia.

Mengatasinya, pihaknya akan melakukan penguatan sarana dan prasarana karantina di pintu-pintu masuk wilayah RI, serta peningkatan Whole Genome Sequencing (WGS) untuk sampel dari pintu masuk dan perbatasan luar negeri.

"Maka bukan tidak mungkin varian baru muncul lagi dan kita harus sama-sama menjaga diri dan menjaga supaya menjadi perhatian kita semua," pungkasnya.

(kna/up)
Ancaman Gelombang Ketiga COVID-19
8 Konten
Di tengah penurunan kasus yang cukup menggembirakan, sejumlah pakar mengingatkan ancaman gelombang ketiga COVID-19. Pengingat agar tidak lengah, tetapi benarkah akan terjadi?

Berita Terkait