Polisi Banting Pendemo, Kenali Risiko Cedera Tulang Belakang

Polisi Banting Pendemo, Kenali Risiko Cedera Tulang Belakang

Salwa Aisyah Sheilanabilla - detikHealth
Jumat, 15 Okt 2021 10:30 WIB
Polisi Banting Pendemo, Kenali Risiko Cedera Tulang Belakang
Polisi banting mahasiswa bisa picu cedera tulang belakang (Foto: iStock)
Jakarta -

Video viral polisi banting pendemo ala smackdown di Tangerang bermula saat perayaan HUT Kabupaten Tangerang ke-389 di Kantor Bupati Tangerang berujung bentrok dengan aparat kepolisian.

Dalam video berdurasi singkat terlihat polisi yang membanting mahasiswa hingga jatuh dengan posisi punggung lebih dulu. Tak berapa lama, korban yang bernama Faris jatuh tersungkur dan terlihat seperti mengalami kejang-kejang.

Setelah videonya dibanting polisi menuai banyak kecaman dari warganet, mahasiswa bernama M Faris tersebut membagikan video klarifikasi bahwa dirinya baik-baik saja.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Risiko fraktur dan cedera saraf

Meski mengaku 'baik-baik saja' dokter saraf dari RS Cipto Mangunkusumo (RSCM), dr Irawati, SpS, menegaskan bahwa aksi smackdown atau polisi banting pendemo bisa berisiko fatal.

ADVERTISEMENT

Di dalam tulang belakang terdapat saraf yang jika mengalami benturan berisiko memicu fraktur atau patah tulag dan juga bisa merusak saraf yang berdampak pada kelumpuhan.

"Cedera pada saraf tulang belakang merupakan salah satu kegawat kedaruratan. Yang ditakutkan adalah adanya fraktur (patah tulang belakang) sehingga mencederai sarafnya," kata dr Irawati kepada detikcom, Kamis (14/10/2021).

"Misal bila cedera di daerah leher bisa mengakibatkan kelumpuhan kedua lengan dan kedua tungkai, bila di pinggang bisa lumpuh di kedua tungkai," lanjutnya.

Harus segera ditangani

Maka dari itu, jika mengalami cedera pada tulang belakang harus segera ditangani untuk menghindari risiko fatal, seperti kelumpuhan. Pemeriksaan lebih lanjut diperlukan untuk memastikan kemungkinan cedera lain pada tulang belakang yang tidak berasa atau tak terlihat.

"Tanyakan keluhannya, foto rontgen tulang belakang; bila curiga ada cedera saraf dilakukan MRI spine," saran dr Irawati.

Sebagai informasi, dr Irawati juga menjelaskan jika memang ada cedera pada saraf tulang belakang akan langsung muncul gejalanya. Apabila korban merasa 'baik-baik saja' kemungkinannya adalah cedera atau memar otot.

Kejang-Kejang bukan karena dibanting

Di sisi lain, usai dibanting polisi korban terlihat seperti mengalami kejang-kejang. Faktanya, kejang-kejang tidak ada sangkut pautnya dengan cedera tulang.

"Tidak ada hubungan kejang-kejang dengan cedera tulang belakang, kecuali memang sebelumnya ada peny. Epilepsi, sehingga rasa takut atau stres memicu kejangnya," jelas dr Irawati

Tak dapat dipastikan apa yang dialami Faris memang benar kejang-kejang atau bukan hanya dari video. Namun, jika memang yang dialami Faris kejang-kejang, dr Irawati menjelaskan penanganan yang tepat adalah sebagai berikut.

"Seandainya benar kejang, maka segera miringkan badannya, lindungi kepalanya, jangan masukkan apapun ke dalam mulutnya, jangan menahan-nahan gerakannya, biarkan kejang berlangsung sambil dihitung lamanya durasi kejang," tuturnya.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Gaduh Blackmores 'Beracun' di Australia"
[Gambas:Video 20detik]
(up/up)

Berita Terkait