Saran Psikolog soal Heboh 'Split Bill' Bikin Kencan-Pertemanan Berantakan

Saran Psikolog soal Heboh 'Split Bill' Bikin Kencan-Pertemanan Berantakan

Nafilah Sri Sagita K - detikHealth
Jumat, 22 Okt 2021 10:32 WIB
Saran Psikolog soal Heboh Split Bill Bikin Kencan-Pertemanan Berantakan
Ilustrasi makan bersama. (Foto: thinkstock)
Jakarta -

Belakangan heboh polemik split-bill di media sosial. Kesadaran membayar masing-masing tagihan saat makan bersama jadi dipersoalkan karena beragam alasan.

Ada yang menilai, saat mengajak makan, orang tersebut memiliki tanggung jawab untuk membayar semua tagihan. Sementara yang lain, tidak ada masalah sama sekali dengan split-bill ini.

Persoalan split bill mendadak viral usai seorang netizen yang mengaku tak terima saat diajak makan rekan kenalannya di media sosial, tidak ditanggung sepenuhnya. Sementara si rekan menilai harus ada kesadaran masing-masing untuk membayar tagihan. Menurut dia, split bill menjadi salah satu etika, terlebih saat bertemu orang baru.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Selama gue ngajak orang makan (apalagi pertama kali) common sense yang gue anut adalah 'you pay what you want' dengan catatan gue bagi rata dengan org tsb," demikian cuitan salah satu curhatan viral soal split bill di Twitter.

Menurut psikolog klinis Pro Help Center Nuzulia Rahma Tristinarum, tidak ada yang sepenuhnya benar dan salah. Pandangan tersebut tergantung dengan nilai atau value yang dipahami setiap orang.

ADVERTISEMENT

Rahma menjelaskan, yang menjadi masalah ketika orang tersebut tidak bisa membuka diri pada perbedaan nilai atau value berbeda dengan dirinya. Ini yang kemudian memicu konflik.

"Hal ini karena adanya perbedaan. Beda value dan beda kebiasaan. Keduanya tidak ada yang salah 100 persen atau benar 100 persen," beber Rahma saat dihubungi detikcom Jumat (22/10/2021).

"Kesalahannya adalah terlalu kaku pada value dan kebiasaan sendiri dan menganggap bahwa kebiasaan orang lain yang berbeda dengannya adalah salah. Hal seperti ini sangat mudah memicu konflik," sambung dia.

Agar tidak memicu konflik dalam perdebatan split bill yang tidak ada habisnya, coba beri pengertian kepada seseorang yang akan kamu temui. Rahma menyarankan, untuk menjelaskan terlebih dulu mengapa kamu memilih untuk split bill ketimbang membayar semua tagihannya karena mengajak bertemu lebih dulu.

"Misalnya, orang yang mengajak sebaiknya memberi tahu bahwa nanti bayar masing masing. Katakan saja alasannya, misalnya karena budgetnya terbatas atau alasan lain," beber dia.

"Orang yang diajak perlu memastikan jika diajak ke restoran apakah ini ditraktir atau bayar masing masing. Jika memang tidak memungkinkan untuk makan bayar sendiri, tinggal disampaikan saja sehingga bisa mencari kesepakatan lain," pungkas Rahma.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Rencana Denmark Batasi Medsos untuk Anak di Bawah 15 Tahun"
[Gambas:Video 20detik]
(naf/up)

Berita Terkait