Jumat (15/10/2021) lalu, masyarakat dihebohkan dengan aksi seorang pria yang diduga ekshibisionis di dekat stasiun Sudirman, Jakarta Pusat. Kejadian ini beredar viral di media sosial setelah terekam kamera pengawas.
Korban menceritakan, kejadian bermula saat dirinya sedang berjalan kaki sepulang kerja. Kemudian ia melihat pria tak dikenal membuka celana dan mempertontonkan alat kelaminnya. Korban yang syok langsung berlari meninggalkan lokasi sembari menangis dan berteriak.
"Jadi beberapa waktu lalu gue sempat ketemu sama pelaku eksibisionis di jalan dari kantor gue menuju Stasiun Sudirman. Dia kayak udah mantau jalan dan di jalan ini sudah sepi," terang korban dalam video seperti dilihat, Jumat (22/10/2021).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Orang dengan eksibisionisme bisa mendapatkan kepuasaan seksual dari memamerkan atau mengekspos alat kelaminnya di hadapan orang asing.
Dirangkum dari berbagai sumber, berikut fakta-fakta terkait ekshibisionisme.
1. Apa itu ekshibisionisme?
Dikutip dari Medicine Net, ekshibisionisme dicirikan dengan fantasi, dorongan atau perilaku yang membangkitkan gairah seksual yang melibatkan menampilkan atau memamerkan alat kelamin individu kepada orang asing.
Hal senada disampaikan oleh psikolog klinis Anastasia Sari Dewi, founder dari pusat konsultasi Anastasia and Associate, yang menjelaskan bahwa ekshibisionis merupakan salah satu jenis gangguan jiwa yang berkaitan dengan seksual.
"Harapannya adalah supaya dia mendapatkan kepuasan atas reaksi dari orang lain. Entah orang itu histeris, menangis, takut, kaget, atau pingsan mungkin. Dia punya kepuasan karena sedikit-banyak dia merasa berhasil menguasai orang lain," terangnya pada detikcom, Jumat (22/10/2021).
2. Pelaku merasakan kepuasan seksual dari memamerkan alat kelaminnya
Seseorang dengan gangguan ini, merasa perlu untuk mengejutkan, mengagetkan, atau membuat korbannya terkesan. Selain itu, orang tersebut mungkin melakukan masturbasi saat mengekspos dirinya atau saat berfantasi tentang mengekspos dirinya sendiri. Sari juga menambahkan, pelaku ekshibisionis merasa puas jika bisa mengontrol perasaan orang lain. Misalnya dengan menimbulkan reaksi histeris atau ketakutan pada korban.
3. Bagaimana sebaiknya bereaksi saat bertemu ekshibisionis?
Meksi rasa syok tak bisa dihindari, Sari menyarankan agar korban sebisa mungkin untuk menguasai emosi dan tidak histeris.
"Kalau bisa, alihkan pandangan Anda ke yang lain seolah-olah dia (pelaku) tidak ada. Alihkan pandangan dan berjalanlah menuju kerumunan atau putar balik. Anda putar balik, kemudian jalan ke arah lain yang banyak kerumunan. Kalau bisa berjalan baik tanpa berlari itu jauh lebih baik," papar Sari.
Sari menambahkan jika ada kecenderungan pelaku mendekat atau berusaha mengancam segera cari bantuan. Kemudian apabila tidak ada bantuan atau kerumunan coba untuk mengalihkan perhatian pelaku seolah-olah ada polisi di sekitar lokasi atau bisa juga dengan berperilaku seolah Anda memanggil orang lain di belakang pelaku supaya panik dan kabur.
Jika korban ekshibisionis mengalami imbas emosi berkepanjangan, Sari mengingatkan untuk tidak ragu meminta pertolongan profesional.
4. Tanda-tanda seseorang mungkin menyukai ekshibisionis
Dikutip dari Mind Body Green, terapis seks Indigo Stray Conger, membeberkan sejumlah tanda seseorang mungkin menyukai eksibisionisme, di antaranya sebagai berikut.
- Menikmati berfantasi seksual saat sedang diawasi atau ditonton seseorang dan hal tersebut membuatnya mencapai klimaks.
- Memiliki ingatan atau fantasi terlihat telanjang dan mengingat memori itu hingga mampu membangkitkan perasaan erotis.
- Menyukai gagasan untuk di olok-olok atau dicemooh atau ditelanjangi.
- Menikmati saat melakukan aktivitas seksual di depan pasangan atau ditonton secara langsung oleh seseorang, misalnya seperti masturbasi depan orang atau melakukan aktivitas seksual lainnya.
Simak Video "Video: Kemenkes Bicara Deretan Penyakit yang Jangkit Korban Banjir Sumatera"
[Gambas:Video 20detik]
(up/up)











































