Corona Delta Plus AY.4.2 Masuk Singapura, RI Sudah Punya 23 'Versi Lama'

Round Up

Corona Delta Plus AY.4.2 Masuk Singapura, RI Sudah Punya 23 'Versi Lama'

Akbar Malik - detikHealth
Sabtu, 30 Okt 2021 05:00 WIB
Corona Delta Plus AY.4.2 Masuk Singapura, RI Sudah Punya 23 Versi Lama
Virus Corona COVID-19 (Foto: Getty Images/iStockphoto/Stockcrafter)
Jakarta -

Singapura telah menemukan kasus varian Delta Plus atau Delta AY.4.2 pada Selasa (26/10/2021). Penemuan varian Delta Plus di Singapura dikhawatirkan akan menyebar ke negara-negara Asia lainnya.

Saat ini Kementerian Kesehatan Singapura sedang mengkaji lebih jauh efek samping infeksi varian Delta Plus. "Sementara efeknya masih dipelajari. AY.4.2 saat ini diperkirakan serupa dengan subvarian Delta lainnya dalam hal penularan dan tingkat keparahan penyakit," terang Kementerian Kesehatan, dikutip dari The Straits Times, Jumat (29/10/2021).

Sebelumnya, Inggris mengalami peningkatan kasus COVID-19 gara-gara penularan varian Delta Plus. Sementara itu, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Siti Nadia Tarmizi mengatakan bahwa sudah ada 23 jenis varian Delta di Indonesia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nadia melanjutkan, terdeteksinya sejumlah varian Delta di Indonesia harus menjadi kewaspadaan bersama.

"Kita juga harus waspadai, karena varian Delta di Indonesia itu sudah tercatat sebanyak 4.358 dari hasil pemeriksaan whole genome sequencing kita, dan varian Delta itu sudah sampai 23 varian," ungkap dia dalam Media Workshop BPJS Kesehatan, Kamis (28/10/2021).

Di samping itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan varian Delta (B1617.2) sebagai Variant of Interest (VoI), tetapi belum masuk pada kategori varian yang menjadi perhatian atau Variant of Concern (VoC). Beberapa penelitian mengungkap seberapa berbahaya varian Delta Plus ini, antara lain:

Profesor biologi sistem komputasi University College London, Francois Balloux, mengatakan subvarian AY.4.2 atau Delta Plus belum terlihat mendorong peningkatan jumlah kasus di Inggris. Selain itu, BBC melaporkan bahwa para ahli memandang varian Delta Plus atau AY.4.2 lebih berbahaya dari varian Delta sebelumnya.

Berdasarkan data pelaporan virus GISAID, varian Delta Plus telah ditemukan di Amerika Serikat, Kanada, Australia, dan sebagian Eropa Barat. Di Inggris, varian Delta Plus menyumbang lebih dari 6 persen kasus.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Sembuh dari Covid Bukan Berarti Aman"
[Gambas:Video 20detik]
(up/up)

Berita Terkait