Viral Ekspresi 'Julid' Nakes Dapat Pasien KB yang Belum Bersuami

ADVERTISEMENT

Viral Ekspresi 'Julid' Nakes Dapat Pasien KB yang Belum Bersuami

Vidya Pinandhita - detikHealth
Rabu, 10 Nov 2021 11:28 WIB
Jakarta -

Baru-baru ini, sebuah video Tiktok viral di media sosial berisi seorang bidan yang menunjukkan ekspresi yang oleh netizen disebut 'julid' ketika melihat pasien Keluarga Berencana (KB) yang belum memiliki suami.

"Ekspresi aku ketika ketemu pasien KB yang belum punya suami," tertulis dalam video yang diunggah ke Tiktok oleh bidan tersebut. Dalam videonya, ia nampak tersenyum tipis sembari memegang suntikan.

Video tersebut kini tersebar juga di linimasa Twitter. Sejumlah warganet menilai bidan dalam video tersebut cenderung memberi penilaian kepada perempuan yang membutuhkan proteksi dari KB.

Ketua Umum Ikatan Bidan Indonesia (IBI), Emi Nurjasmi, menjelaskan bahwa sama seperti dokter, bidan bekerja berlandaskan kode etik profesi. Dalam kode etik tersebut ditegaskan, bidan tidak boleh menyebar dan menyampaikan informasi seputar pasien, termasuk ke media sosial.

Pihaknya senantiasa memberikan edukasi kepada ratusan ribu anggotanya dalam memanfaatkan media sosial.

"Kita kan punya kode etik profesi juga, sama dengan dokter dan semua profesi kesehatan pasti punya kode etik profesi. Itu sudah jelas kode etik profesi bagaimana kita menginformasikan tentang klien tidak boleh dan lain sebagianya itu rahasia klien," terangnya saat dihubungi detikcom, Rabu (10/11/2021).

"Bermedia sosial dan berinteraksi dengan pasien atau dengan siapa pun kita punya kode etik tidak boleh menyampaikan rahasia. Harus menyimpan rahasia pasien, itu kan ada etikanya," ujar Emi.

Ia juga menegaskan, bidan tidak melihat apakah pasien penerima KB sudah atau belum menikah. Terlepas dari kondisi tersebut, kontrasepsi bertujuan melindungi semua perempuan yang mau merencanakan kehamilan atau tidak ingin hamil.

"Mestinya tidak dilihat apakah dia punya suami atau tidak punya suami karena orientasi kita adalah untuk melindungi dan menyelamatkan perempuan. Konsepnya seperti itu. Memang kadang anak-anak dengan berbagai nilai masyarakat, budaya dan lain sebagainya. Dalam konsep kita orientasinya kepada keselamatan dan melindungi perempuan," beber Emi.

(vyp/up)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT