Suasana di Rumah Sakit Mitra Masyarakat (RSMM) di Timika, Papua sudah penuh sejak pagi hari. Ibu-ibu yang menyandang noken dan para bapak tak beralas kaki duduk mengantre sambil mengawasi anak-anak mereka berlarian di lorong rumah sakit.
Salah satunya Magdalena yang merupakan warga suku Amungme dan datang jauh-jauh dari daratan tinggi Paniai. Dia mengatakan tengah diare dan anaknya sakit demam.
"Saya sudah dua kali ke sini hanya bayar 5.000, obat-obat tidak bayar," katanya.
Marthin sang sepupu juga ikut mengantar karena anaknya juga sakit, "Saya harap dokter bisa kasih kami sembuh," kata Marthin yang ikut menggendong keponakan dan anaknya.
Direktur RSMM dr Jhoni Ribo Tandisau mengatakan rumah sakit ini bekerja sama dengan Yayasan Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK) yang bermitra dengan PT Freeport Indonesia (PTFI) dalam memberikan pelayanan gratis kepada 7 suku yang terdampak operasi tambang, seperti Marthin dan Magdalena.
"Ketentuannya mereka punya KTP Timika, mereka daftar dan kita lakukan pemeriksaan sesuai keluhan pasien tidak berbelit-belit asal pasien dari 7 suku maka kami akan memberikan layanan gratis karena ditanggung yayasan," kata dr Jhoni kepada detikcom beberapa waktu lalu.
![]() |
Jhoni menjelaskan rumah sakit yang sudah beroperasi sejak 1999 ini merupakan rumah sakit tipe C dengan jumlah tempat tidur 160 dengan layanan 4 spesialis dasar, seperti spesialis bedah, spesialis anak, spesialis penyakit dalam, dan kandungan. Selain itu RS ini juga dilengkapi lab patologi klinik, radiologi, dan anestesi.
"Kalau misalnya pasien berobat kalau kami ga bisa menangani karena belum ada spesialis di RS, kami biasanya rujuk ke luar. RS ini bekerja sama dengan RS di Jayapura Dian Harapan, di Jakarta RS Carolus dan bekerja sama dengan RS Ortopedi di Solo," sambungnya.
Kendati segala proses pembiayaan sudah tertangani oleh Freeport, namun rumah sakit ini masih mempunyai pekerjaan berat untuk mengedukasi masyarakat pedalaman Papua, utamanya soal kebersihan dan sanitasi.
"Seperti paling sering adalah penyakit ISPA, saluran pernapasan dan di sini dan penyakit malaria. Pada umumnya masyarakat di sini kebersihan masih kurang, masalah gizi, lingkungan, masyarakat saya kira mempunyai andil dalam infeksi saluran napas," tambah Jhoni.